Sabtu, 11 Juni 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI 3


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN 







LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR 
JARINGAN HEWAN 









                                      Nama                   : Angki Tri Agustina

                                      NIM                     : 150210103073

                                      Kelas                    : C

                                      Kelompok            : 4








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

 



I.              JUDUL
Mempelajari Jaringan Pada Hewan
II.           TUJUAN
Mahasiswa dapat Menjelaskan Jaringan Penyusun pada Hewan
III.        DASAR TEORI
Banyak hewan memiliki dua tipe sel terspesialisasi yang tidak ditemukan pada organisme multiseluler lain: sel otot dan sel syaraf. Pada kebanyakan hewan, sel-sel ini terorganisasi menjadi jaringan aotot dan jaringan syaraf, secara terpisah, dan bertanggung jawab untuk menggerakkan tubuh dan mengantarkan impuls syaraf. Kemampuan bergerak an mengantarkan impuls syaraf mendasari banyak adaptasi yang membedakan hewan dari tumbuhan dan fungi, menjadikan sel-sel otot dan syaraf penting dalam mendefinisikan hewan (Campbell, 2008:225).
Jaringan adalah kumpulan sel – sel sebagian besar sejenis yang dikhususkan untuk melaksanakan fungsi umum bersama. Jaringan digolongkan ke dalam empat jaringan dasar tubuh dengan susunan dan fungsi yang berbeda:
1.        Jaringan epitel adalah selapis atau lapisan – lapisan sel yang membatasi permukaan tubuh, saluran dan rongga tubuh. Mereka juga membentuk kelenjar.
2.      Jaringan ikat : mempunyai fungsi penghubung dan penyokong
3.      Jaringan otot : dikhususkan untuk menghasilkan gerakan karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi.
4.      Jaringan saraf : dikhususkan untuk konduksi , integrasi , dan meneruskan rangsangan
(Bajpai, 1989:13)
UNSUR PEMBENTUK TUBUH
Tubuh tersusun oleh tiga unsur yang berbeda:
1.      Sel , masing – masing sel merupakan wujud mandiri yang dibungkus oleh membran yang “memisahkan” darai lingkungan.
2.      Zat intersel atau ekstrasel , merupakan bahan yang terletak di antara sel – sel , sebagai penyokong dan pemberi makanan.
3.      Cairan tubuh , termasuk darah , cairan jaringan atau intersel , dan limf. Darah berada dalam sistem pembuluh. Cairan jaringan atau intersel terdapat di antara dan di sekitar sel, tempat terjadinya pertukaran zat secara bebas antara darah dan cairan intersel. Sedangkan cairan limf mengalirkan cairan jaringan kembali ke dalam sistem vena melalui saluran – saluran halus. (Tambajong,1995:3)

1. JARINGAN EPITEL
Jaringan Epitel tersusun oleh sel – sel berisi dan bersudut banyak (poligonal) yang berhimpit padat, dengan sedikit atau  tanpa substansi interselular di antaranya. Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar. Membran dibentuk oleh lembaran sel – sel dan meliputi permukaan luar atau membatasi permukaan dalam.  Semua epitel terletak pada atau dikelilingi oleh lamina basal, yang memisahkan epitel dari jaringan ikat di bawahnya. ( Tambajong,1995:8)
Secara fungsional, epitel meliputi atau membatasi permukaan, menghasilkan sekret dari epitel membran maupun dari kelenjar., dan turut serta dalam proses absorbsi. Sebagian kecil sel epitel bersifat kontraktil (sel mioepitel), dan sebagian kecil lagi bersifat sensoris (neuroepitel). (Leeson dkk,1990:78)
·      MEMBRAN
Karena berhimpitan , kebanyakan sel epitel tampak poligonal. Dua faktor yang menjadi dasar pembagian epitel , yaitu bentuk sel dan susunannya dalam lapisan. Mengenai bentuk , pada dasarnya sel epitel adalah gepeng , kuboid atau silindris, dengan bentuk peralihan.
Sel – sel disusun membentuk membran dalam satu atau lebih lapisan. Epitel selapis tersusun oleh sel – sel dalam satu lapisan; semua sel terletak di atas membran basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis disusun oleh dua atau lebih lapisan sel , dan hanya sel – sel terdalam atau lapisan basal yang terletak di atas membran basal. Epitel bertingkat disususn oleh sel – sel yang semuanya berhubungan dengan membran basal tetapi tidak semua sel mencapai permukaan.
Penggolongan epitel tergantung pada bentuk dan susunan sel itu dan bentuk sel yang dipakai hanya sel lapisan permukaan pada epitel berlapis. Golongan lebih lanjut menggunakan istilah deskriptif, misalnya epitel bertingkat silindris dengan silia atau tanpa silia. (Tambajong,1995:8)
PENYUSUN JARINGAN EPITEL
·      Lamina Basal dan membran Basal
Lamina basal tidak hanya ditemuka di jarigan epitel saja tetapi juga di tempat sel-sel jenis lain berkontrak dengan jaringan ikat.  Karena itu, ia ada di sekitar otot, sel lemak, dan sel schwann. Lamina ini membentuk sawar pembatas atau pengangkut pertukaran makromolekuler di antara jaringan ikat dan jaringan lain. Istilah membran basal  dipakai untuk lapisan PAS positif, yang tampak dengan mikroskop cahaya  di bawah epitel dan di dalam glomerulus ginjal dan alveolus paru. Membran basal karena lebih tebal dan umumya tersusun oleh penyatuan dua lamina basal. Membrana basalis ini dahulu dianggap sebagai kondensasi substitusi dasar jaringan ikat di bawah epitel yang langsung berhubungan dengan jaringan epitel. Sekarang membrana basalis dianggap sebagai hasil produksi langsung sel epitel. Membrana basalis tidak dapat dilihat dengan mikroskop optik dengan teknik pewarnaan Haematoksilin-Eosin (H.E.), Membrana basalis bersifat permeabel.
Mikroskop elektron memperlihatkan, bahan membrana basilis tersusun oleh:
1.    Lamina basalis merupakan lapisan di bawah sel epitel setebal500-800 A terdiri atas filamen tipis dengan diameter 30-40 A Filamen membentuk anyaman dalam substansi dasar membrana basalis dan berhubungan langsung dengan membran dasar sel epitil terdekat.
2.    Lamina fibroretikularis, yang merupakan serabut kecil-kecil sebagai serabut retikuler, di sebelah luar lamina basalis.
3.    Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida.
 (Junqueira dkk, 1995: 62)
JENIS JARINGAN EPITEL
·      EPITEL SELAPIS
1.      Epitel Selapis Gepeng
Epitel selapis gepeng terdiri atas sel – sel yang sangat gepeng dan tipis yang tepinya tidak teratur, saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang sempurna . Dilihat dari permukaannya , epitel ini tampak seperti lantai ubin, tetapi dengan batas – batas tidak teratur. Pada potongan melintang , sitoplasma sel – sel tersebut terlihat tipis , yang melebar di tempat inti. Berdasarkan susunanaya, yang termasuk epitel golongan ini adalah endotel yang melapisi pembuluh darah dan pembuluh limf dan mesotel yang , melapisi  rongga serosa (pleura , perikardium , dan peritoneum) yang berasa; dari mesoderm. Contoh epitel selapis gepeng lain terdapat pada lapisan parietal kapsula Bowman , dan ansa Henle pada ginjal , pada alveol paru dan pada telinga tengah dan telinga dalam.
2.      Epitel Selapis Kuboi
Epitel ini disebut demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap permukaan, setiap sel tampak seperti kotak atau kubus . Dilihat dari permukaannya sel – selnya ternyata berbentuk poligonal. Epitel jenis ini terdapat pada banyak kelenjar, baik pada bagian sekretori maupun pada saluran keluarnya , dan sebagian contoh , epitel ini terdapat melapisi permukaan ovarium.
3.      Epitel Selapis Silindris / Epitel Kolumner
Epitel selapis silindris tanpa silia , bila dilihat dari permukaanya, tampak sama dengan epitel selapis kuboid, tetapi pada potongan tegak lurus tampak berdiri atas sel – sel tinggi , inti berderet pada ketinggian yang sama dengan terletak lebih dekat ke permukaan basal daripada ke permukaan apikal (luminal). Epitel ini biasanya berhubungan dengan sekresi atau absorbsi , jadi terdapat melapisi sebagian besar saluran cernadan saluran keluar banyak kelenjar.
Epitel selapis silindris bersilia tampak identik dengan yang tidak bersilia pada pembesaran kecil, tetapi dengan pembesaran kuat terlihat permukaan bebas selnya tertutup silia. Epitel jenis ini melapisi rahim (uterus) dan buluh rahim (tuba uterina), duktulus eferens pada testis , bronkus kecil intrapulmoner, dan kanalis sentralis pada medula spinalis. (Leeson dkk,1990:80)
·      EPITEL BERTINGKAT
Epitel bertingkat disebut demikian karena , meskipun inti – intinya tampak terletak dalam beberapa lapisan, semua sel melekat pada lamina basal , namun beberapa diantaranya tidak mencapai permukaan. Contoh terbaik untuk jenis ini ialah epitel bertingkat silindris bersilia pada jalan napas.
(Junqueira dkk,1998:72)
·      EPITEL BERLAPIS
1.      Epitel Berlapis Gepeng
Epitel berlapis gepeng merupakan membran yang tebal, dan hanya sel – sel yang lebih superfisial saaj yang gepeng. Pada vagina dan esofagus , permukaan epitel itu basah , dan di sini epitel itu tidak mempunyai lapisan tanduk; pda kulit yang permukaanya kering , sel – sel permukaannya mengalami transformasi menjadi lapisan mati yang kuat dan awet , terdiri atas bahan yang disebut keratin, itulah sebabnya eptel semacam ini disebut epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.
2.      Epitel Berlapis Kuboid
Epitel berlapis kuboid hanya terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat pada orang dewasa dan terdiri atas dua lapisan sel kuboid. Karena epitel jenis ini melapisi sel tabung , jelas bahwa sel – sel lapisan permukaan lebih kecil daripada yang terdapat pada lapisan basal , seperti yang terlihat pada potongan melintang. (Leeson dkk,1990:82)
3.      Epitel Berlapis Silindris / Epitel Kolumner
Epitel berlapis silindris juga relatif jarang. Biasanya lapisan atau lapisan – lapisan basal terdiri atas sel – sel polihedral yang tidak teratur relatif pendek , dan hanya sel – sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi. Epitel jenis ini melapisi sebagian uretra pria dan juga terdapat pada beberapa saluran kelenjar yang  lebih besar dan pada konyungtiva. (Tambajong,1995:10)
·      EPITEL TRANSISIONAL
Epitel transisional disebut demikian karena dahulu dianggap merupakan peralihan antara epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis silindris. Ia melapisi sistem urinaria mulai dari pelvis renis sampai pada uretra. Sel – sel permukaan yang melapisi organ yang melapisi organ yang tidak diregangkan secara khas mempunyai permukaan bebas yang cembung dan sering berinti dua; jadi mereka memperlihatkan poliploidi. (Tambajong,1995:10)
FUNGSI JARINGAN EPITEL
a.         Difusi selektif : epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat atau diperlancar sesuai kebutuhan. Jadi epitel bertindak sebagai sawar selektif terhadap materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel
b.        Proteksi : epitel memberi perlindungan terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis, mukosa, mulut, esofagus bagian atas, vagina, dan liang anus. Pada epidermis ia mempunyai lapisan tanduk untuk lebih tahan terhadap trauma, juga memberi perlindungan terhadap penguapan, bahan perangsang, dan infeksi (trauma epitel berlapis).
c.         Transpor : mukus (lendir) dan bahan renik lainnya digusur dari permukaan epitel, misalnya pada saluran napas dan saluran kelamin (epitel bersilia).
d.        Sekresi : pada epitel kelenjar
e.         Ekskresi : urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Mereka menyaring darah terhadap produk sisa metabolisme.
f.         Absorpsi : seperti pada epitel usus
g.        Resepsi sensoris : sejumlah sel epitel di khususkan untuk transmisi impuls, misalnya kuncup kecap, epitel olfaktoris, epitel hidung (nasal) dan organ Corti di telinga dalam.
h.        Pelumas : lendir yang dieksresi oleh sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
i.          Epitel transisional mempunyai dua fungsi penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan permukaan kedap air yang tidak dapat dilalui atau ditembus urin.
(Bajpai, 1980:20).
CIRI – CIRI JARINGAN EPITEL
·       Dapat ditemukan di seluruh tubuh
·       Berbentuk pipih, batang dan kubus
·       Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya
·       Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya
·       Sebagai penutup dan kelenjar
·       Tersusun sel dan molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang berguna untuk mengikat jaringan dengan bagian bawahnya 
·       Mempunyai sebuah permukaan yang tidak berhubungan dengan jaringan lain, sedangkan pada permukaan lainnya berhubungan dengan membrane bawahnya. 
·       Beberapa jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan jaringan untuk memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan.
SIFAT – SIFAT JARINGAN EPITEL
·      Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel
·      Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali)
·      Umumnya dilengkapi dengan mikrovili, flagela, dan stereosilia. 
·      Bentuk sel penyusunnya bervariasi yang bergantung dari fungsi dan letaknya dalam tubuh
·      Terdapat lamina basalis, lamina basalis adalah struktur ekstraselular yang berupa lembaran dengan mengikat jaringan dibawahnya.
2. JARINGA IKAT / PENYAMBUNG  
Jaringan penyambung mengikat dan menyokong jaringan (fungsional aktif) lain. Jaringan ini berguna sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi imunologik). Ia berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim , yang menyediakan berbagai sel jaringan ikat. (Bajpai,1989:25)
Sel mesenkim mempunyai kemampuan berkembang yang besar. Sel ini dapat berkembang melalui beberapa jalur untuk menghasilkan berbagai macam sel jaringan penyambung. Jadi jaringan yang berasal disebut jaringan mesenkim atau jaringan peyambung.(Leeson dkk,1990:103)
Jaringan penyambung berbeda dari epitel karena banyaknya bahan inti sel atau matriks. Matriks terdiri atas serat – serat dan subtansi dasar yang amorf. Banyak variasi perbandingan antara unsur sel dan unsur substansi intersel yang merupakan dasar penggolongan. (Tambajong,1995:17)
v  SUBSTANSI INTERSEL
Substansi ini tidak hidup dan membentuk matriks. Substansi intersel memberi kekuatan dan penyokong bagi jaringan dan berfungsi sebagai medium untuk permrebesan cairan jaringan antar kapiler darah dan sel – sel. Ada dua jenis substansi intersel, yaitu amorf  (tidak berbentuk) dan fibrosa (berbentuk)
1.      Substansi Intersel Amorf
Bahan amorf jaringan penyambung terutama terdiri atas glikosaminoglikans dan glikoprotein.
2.      Substansi Intersel Fibrosa
Fungsi yang memberikan kekuatan dan sokongan untuk jaringan terutama dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri atas tiga jenis serat yaitu serta kolagen , serat retikulin dan serat elastin, yang dapat dibedakan berdasarkan penampilan dan reaksi kimianya.
A.   Serat Kolagen
Serat kolagen terdiri atas protein kolagen. Serat tersebut sangat liat dan ulet, dan dalam keadaan segar tampak putih. Serat itu bersifat birefringen dengan cahaya polarisasi , menunjukkan orientasi memanjang dari subunit atau fibril. Fibril disusun oleh mikrofibril, satuan serat pada kolagen.
B.     Serat Retikulin
Serat retikulin adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk kerangka penyokong seperti jala atau retikulum.
C.     Serat Elastin
Dalam keadaan segar jaringan elastin berwarna kekuning – kuningan. Serat elastin terpulas tidak menentu dengan eosin , tetapi dapat terpulas selektif dengan orsein (coklat) dan dengan resorsin-fuksin (biri-ungu gelap).
(Tambajong,1995:17-19)
PENYUSUN JARINGAN IKAT
·      Fibroblas
Fibroblas adalah salah satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar , yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga sebagian besar unsur amorf matriks. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng , bercabang – cabang , yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti lonjong atau memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin halus.

·      Makrofag ( histiosit )
Makrofag membentuk kelompok kecil. Makrofag bersifat fagositik dan memiliki banyak lisosom di dalam sitoplasmanya untuk menghidrolisis benda – benda yang ditelannya. Makrofag juga ikut berperan dalam mekanisme pertahanan imunologis.
·      Sel Plasma
Sel plasma berperan dalam menghasilkan antibodi dan merupakan modifikasi limfosit B.
·      Sel Mast
Sel mast ditemukan di dalam jaringan ikat longgar dan sekitar pembuluh darah. Sitoplasma bersifat metakromatik dan memiliki banyak granula besar yang berhimpitan.
·      Sel Lemak ( Adiposit )
Sel lemak berbentuk bulat , lonjong atau kadang – kadang poligonal. Berperan dalam penyimpanan lemak.
·      Sel Pigmen ( Kromatofor )
Sel pigmen ditemukan pada dermis kulit, iris dan koroid mata.
·      Sel Retikulum
Sel retikulum terdapat pada jaringan retikular di antara jalinan jaringan ikat retikular yang menyokong unsur sel banyak organ seperti kelenjar.
v  LAMINA BASAL
Lamina basal adalah lembaran bahan eksternal yang terdapat di bawah permukaan dasar sel – sel epitel, sekitar otot , saraf , kapiler dan sel lemak. Pada sisi luar , atau sisi jaringan ikat , lamina menyatu dengan serat retikular halus dan mikrifibril kolagen lapisan luar ini disebut lamina retikular. Ketiga unsur seluruhnya , yaitu lamina basal , serta retikular dan substansi dasar; menyusun membran basal
v  SEL JARINGAN IKAT
1.      Fibroblas
Fibroblas adalah salah satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar , yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga sebagian besar unsur amorf matriks. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng , bercabang – cabang , yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti lonjong atau memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin halus. (Tambajong,1995:19)

JENIS JARINGAN IKAT
A.      JARINGAN IKAT LONGGAR
1.      Mesemkin
Mesenkim, sebagaimana telah disinggung pada pendahuluan bab ini, merupakan jaringan ikat khas untuk masa beberapa minggu pertama kehidupan embrio. Kemudian jaringan ini hilang karena sel – selnya telah berkembang. Mesenkim terdiri atas sel – sel mesenkim, yang cabang – cabangnya ternyata saling bersentuhan, walaupun tidak membentuk sinsisium sejati , dan substansi dasar yang pada tahap – tahap awalnya adalah cairan yang dapat mengental tetapi kemudian mengandung serabut – serabut halus.
2.      Jaringan Ikat Mukosa
Jaringan ini adalah sejenis jaringan sementara yang muncul pada pembentukan dan perkembangan normala jaringan ikat. Ia juga terdapat berupa “Wharton’s Jelly” pada tali pusat, dan di sini tidak berkembang lebih lanjut.
Sel – selnya adalah fibroblas besar yang bercabang – cabang ini sering tampak menyatu dengan cabang – cabang dari sel – sel berdekatan.
3.      Jaringan Ikat Longgar (Areolar)
Jaringan ikat longgar berkembang secara langsung dari mesenkim , berupa jaringan fibroelastis yang tersusun jarang – jarang. Jaringan ini terdapat pada hampir semua bagian mikroskopik tubuh , karena merupakan materi pembungkus dan penambat dan medium pembenam banyak struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf. Ia mengikat jaringan – jaringan lain, unsur – unsur organ , dan organ – organ menjadi satu dan memungkinkan bagian – bagian itu bergeser dengan cukup leluasa satu terhadap lainnya, karena jaringan ini memang bersifat fleksibel.
Semua unsur struktural , sel , serat , dan substansi dasar, terdapat padanya. Dua jenis sel yang paling banyak terdapat adalah fibroblas dan makrofag.serat – serat kolagen paling mencolok dan banyak :serat elastin , yang membentu jaring – jaring. Serta retikulum ada, tetapi hanya banyak terdapat pada daerah pertemuan jaringan ikat longgar dengan bangunan lainnya. Substansi dasar relatif cair dan menempati banyak daerah kecil (areola) yang biasanya tampak tanpa struktur.
(Lesson dkk,1990:123-124)


B.       JARINGAN IKAT PADAT
Jaringan ikat padat bercirikan serat – serat yang berhimpitan. Pada tempat – tempat yang menghadapi tegangan dari segala penjuru, serat – serat itu berupa berkas teranyam tanpa arah tertentu dan jaringan demikian disebut tersusun tidak beraturan . Pada bangunan – bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan , serat – serat itu tersusun teratur pararel dan jaringan itu dikatakan tersusun teratur.
Tersusun tidak beraturan . Jaringan  ikat padat tidak baeraturan merupakan bagian utama kebanyakan fasia, dermis kulit, kapsula fibrosa beberapa organ, termasuk testis , hati dan limfonodus, lembaran fibrosa tulang (periosteum) dan tulang rawan (perikondrium).
Tersusun beraturan. Jaringan ini mengandung serat – serat yang berhimpitan dan terusun pararel , membentuk bangunan yang sangat kuat . Termasuk kelompok ini adalah tendo, ligamen , dan aponeurosis.
Fibroblas pada tendo yang terpotong memanjang terdapat berderet di antara serat – serat kolagen. Pada potongan melintang , sel – sel ini tampak berbentuk stelata dengan cabang – cabang sitoplasma terjepit di antara berkas kolagen.
Aponeurosis mempunyai komposisi sama dengan tendo tetapi berbentuk lebar dan pipih. (Tambajong,1995:23)
C.      JARINGAN LEMAK
Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terdiri atas sel lemak. Sel – sel ini terdapat satu persatu atau  berkelompok kecil di dalam jaringan ikat itu sendiri; kebanyakan terdapat dalam kelompok besar., membentuk jaringan lemak yang tersebar di seluruh tubuh. Jaringan lemak dapat dikatakan merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh.
Jaringan lemak adalah cadangan energi terbesar dalam tubuh (dalam bentuk trigliserida). Organ lain yang menyimpan tenaga (dalam bentuk glikogen) adalah hati dan otot rangka. Karena trigliserida bersifat tidak sepadat glikogen dan memiliki nilai kalori yang lebih tinggi , maka jaringan lemak merupakan jaringan penimbun yang sangat efisien. Ia selalu diganti dengan yang baru dan sensitof terhadap rangsang saraf dan hormon. Lapis lemak subkutan turut berperan dalam membentuk permukaan tubuh , sedangkan penimbunan dalam bentuk bantalan berfungsi sebagai peredam goncangan, terutama pada telapak tangan dan kaki. Karena lemak merupakan konduktor panas yang jelek , maka ia berfungsi sebagai isolator suhu bagi tubuh. Jaringan lemak juga mengisi celah – celah diantara jaringan lain dan membantu menahan organ tertentu pada tempatnya.
Ada dua jenis jaringan lemak , dicirikan oleh struktur selnya, letakknya , dan warnanya dan patologinya.
a.    Jaringan Lemak Unilokular Kuning, atau Biasa
Sel – sel pada jaringan ini hanya memiliki satu vakuola yang merupakan tempat penyimpanan energi utama bagi organisme. Warna jaringan lemak unilokular bervariasi dari putih hingga kuning tua.
b.   Jaringa Lemak Multilokular
Sel –sel pada jaringan ini memiliki sejumlah vakuola lemak dan banyak mitokondria. Mereka mengubah energi kimiawi menjadi panas bila terangsang. Jaringan lemak multilokular juga disebut lemak collat karena warnanya. (Junqueira,1998:121-124)
D.      JARINGAN RAWAN
Pada awal kehidupan fetal, untuk masa tertentu sebagian besar kerangka terdiri atas tulang rawan. Pda mamalia dewasa tulang rawan tetap ada pada permukaan sendi tulang dan sebagai satu – satunya penyokong kerangka pada saluran napas dan membentuk bagian telinga. Matriks mengandung serat –serat kolagen atau elastin dan menyesuaikan jaringan itu terhadap kebutuhan mekanik berbagai bagian tubuh. Jenis dan jumlah serta yang terdapat di dalam matriks itu menentukan dasar penggolongan tulang rawan. Ada tiga jenis umum:  Tulang rawan hialin, Tulang rawan elastis, fibrokartilago. Diantara ketiga ini , tulang rawan hialin paling banyak dijumpai dan paling khas.
Seperti jaringan ikat lainnya , tulang rawan berkembang dari mesenkim. Pada tempat akan dibentuk tulang rawan, sel – sel mesenkim membulat dan berdesakan , dan serat – serat kolagen diletakkan di substansi interseluler. Sel – sel ini , yang sekarang disebut kondroblas , menghasilkan substansi dasar, dan serat kolagen itu tertimbun . Dengan makin berkembangnya sel dan secara berangsur makin berjauhan letaknya akibat penambahan matriks disekitarnya , maka sel – sel tersebut mendapatkan ciri khas sel – sel tulang rawan dewasa atau kondrosit. Mesemkin yang mengelilingi massa tulang rawan yang membesar itu menjadi terdesak dan berwujud sebagai pembungkus fibrosa , yaitu perikondrium, yang berangsung – angsur menyatu dengan tulang rawan pada satu pihak dan dengan jaringan ikat sekitarnya dan pihak lain.
Penumbuhan tulang rawan selanjutnya terjadi melalui dua cara. Kondrosit muda, yang tetap mampu membelah diri , berproliferasi dan meletakkan matriks baru. Berkembangnya tulang rawan dari dalam , disebut penumbuhan interstisial (atau endogen) , hanya terjadi pada tulang rawan yang relatif muda , yang masih memungkinkan pengembangan. Cara penumbuhan tulang rawan yang kedua adalah penumbuhan aposisional (atau eksogen) , yang merupakan proses peletakkan lapis – lapis tulang rawan baru pada permukaan. Hal ini terjadi oleh aktifitas lapis dalam perikondrium.  (Leeson,1990:132-133)
·           TULANG RAWAN HIALIN
Tulang rawan hialin dalam keadaan segar tampak sebagai massa bening putih kebiruan. Ia membentuk permukaan sendi tulang, tulang rawan iga, dan tulnag rawan pada hidung., laring , trakea , dan bronki. Hampir seluruh kerangka fetus pada awalnya dibentuk oleh tulang rawan hialin, yang kemudian diganti oleh tulang.
Sel – sel tulang rawan atau kondrosit, terletak dalam rongga – rongga kecil atau lakuna., didalam matriks. Sl – sel pada bagian lebih pusat dari tulang rawan tersusun dalam kelompok, masing – masing berasal dari satu kondrosit induk. Kelompok sel dalam satu lakuna demikian dikenal sebagai kelompok sel isogen.
·           TULANG RAWAN ELASTIS
        Jenis tulang ini terdapat pada tempat – tempat yang memerlukan penyokong dengan flesibilitas , seperti telinga luar , tuba auditiva, epiglotis , dan tulang rawan laring tertentu. Matriks mengandung serat – serta kolagen
·           FIBROKARTILAGO
        Jenis tulang rawan ini terdapat pada tempat yang memerlukan penyokong kuat dan atau daya rentang. Terdapat pada diskus interkalaris , simfisis pubis dan diskus intra-artikular sendi tertentu. Febrokartilago terdiri atas berkas – berkas jaringan ikat pada kolagen dan diantaranya terdapat daerah – daerah kecil dengan matriks tulang rawan hialin dengan lakuna serta sel – sel di dalamya. Febrokartilago tidak mempunyai perikondrium.
(Tambajong1995:25-26)
E.       TULANG
Tulang merupakan sejenis jaringan ikat khusus. Ia merupakan jaringan kompleks, terdiri atas sel dan matriks; matriks dibentuk oleh serat – serat dan substansi dasara yang mengandung garam – garam mineral. Semua tulang terdiri atas sel – sel yang terbenam dalam matriks amorf dan matriks organik fibrosa yang diresapi garam – garam anorganik. Tulang berkembang dan dibentuk melalui transformasi langsung dari mesenkim atau secara tidak langsung, pada mulanya dibentuk model tulang rawan dari mesenkim yang kemudian ditransformasi menjadi tulang ( tulang endokondral).( Bajpai,1989:41)
Setiap tulang , kecuali permukaan sendinya , dibungkus lapisan jaringan ikat khusus, yaitu periosteum. Lapisan jaringan ikat serupa yang kurang berkembang , yaitu endosteum, membatasi rongga dan celah – celah sumsum. Pada tulang dapat dibedakan empat jenis tulang ; sel osteoprogentor , osteoblas, dan osteoklas.
·           SEL OSTEOPROGENITOR
Sel  osteoprogentor merupakan populasi sel induk , berkembang dari mesenkim , yang memiliki daya mitotik dan kemampuan untuk berkembang menjadi sel tulang dewasa. Sel – sel ini biasanya ditemukan pada permukaan tulang lapisan dalam periosteum , pada endosteum , dan dalam saluran vaskular dari tulang kompakta.
·         OSTEOBLAS
Osteoblas berhubungan dengan pembentukan tulang dan ditemukan pada permukaan tulang . osteobla mengandung  enzim fosfatase  alkali, yang menandakan bahwa mereka tidak saj berhubungan dengan pembuatan matriks , tetapi juag dengan proses kalsifikasinya.
·         OSTEOSIT
Osteosit , atau sel tulang adalah osteoblas yang terpendam dalam matriks tulang
·         OSTEOKLAS
Osteoklas adalah sel raksasa berinti banyak yang besar dan jumlah anka intinya sangat bervariasi. Terdapat dekat pada permukaan tulang , seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lakuna Howship.
(Tambajong,1995:27)
F.       DARAH
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen berbentuk yaitu sel –s el darah , dan trombosit dan suatu substansi intersel cair, yaitu plasma darah. Ada dua jenis utama sel – sel darah yaitu, sel darah merah (eritrost) dan sel darah putih (leukosit). Unsur – unsur berbentuk lain dalam darah adalah keping darah atau trombosit.
·         ERITROSIT
        Eritrosit atau sel darah merah, merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transpor oksigen. Pada mamalia, eritrosit adalah sel yang telah melepaskan inti dan organel – organel sitoplasma lain selama perkembangan. Tipa sel berbentuk seperti cakram-bikonkaf. Sel – sel drah merah bersifat elastis dan mempunyai kemampuan berubah bentuk. Sel darah merah berdiameter sekitar 7,6 mikron.
        Kandungan eritrost adalah senyawa kimia , terutama hemoglobin, yang tidak hanya menyebabkan warna eritrosit menjadi merah , tetapi juag ikut menentukan bentuk eritrosit.
(Tambajong,1995:37)
·         LEUKOSIT
Sel – sel darah putih bukan merupakan komponen yang tetap pada darah ; sel – sel darah putih bermigrasi ke jaringan , dimana sel – sel draah putih melakukan berbagai fungsi. Leukosit atau sel darah putih, adalah sel yang mengandung inti. Leukosit terlibat dalam pertahanan selular dan humoral dari organisme terhadap materi asing. Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentu intiya , sel drah putih digolongkan menjadi 2 yaitu, granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan agranulosit (leukosit mononuklear).
1.      Leukosit granular
A.    Neutrofil ( leukosit polimorfonuklear)
Neutrofil muda memiliki inti tanpa segmen dalam bentuk tapal kuda. Sitoplasma dari neutrofil mengandung 2 jenis granula. Granula yang lebih banyak adalah granula spesifik, yang merupakan granua kecil yang memperlhatkan berbagai bentuk. Neutrofil adalah sel berumur pendek  dengan waktu paruh dalam darah antara 6-7 jam dan jangka hidup 1-4 hari dalam jaringan ikat. Neutrofil membentuk pertahanan terhadap invasi mikroorganisme , terutama bakteri. Neutrofil merupakan fagosit aktif.
(Junqueira dkk,1998:230)
B.     Eosinofil
Jumlah normal lebih kurang 2-4 persen dari jumlah sel leukosit. Inti biasanya mempunyai dua lobus. Ciri – ciri khas sitoplasma adalah mengandung granula kasar refraktil yang seragam ukurannya. Granula tampak mengandung peroksidase, demikianjuga sejumlah enzim hidrolitik.
C.     Basofil
Sel – sel basofil sukar ditemukan karena jumlahnya hanya 0,5-1 persen dari jumlah leukosit. Granula sitoplasma bulat kasar dengan ukuran berbeda – beda.
(Tambajong,1995:39)

2.      Leukosit Agranula
A.    Limfosit
Limfosit merupakan sel – sle bulat. Jumlah limfosit adalah 20 – 35 persen dari leukosit darah normal. Terdapat dua golongan besar limfosit, yaitu limfosit T dan B.
B.     Monosit
Monosit merupakan sel besar yang jumlahnya 3-8 persen dari leukosit normal darah. Inti biasanya terletak eksentris dalams sel, terlihat mempunyai lekukan yang dalam atau berbentuk tapal kuda. Sitoplasma relatif banayak.
(Tambajong,1995:38-39)
·         TROMBOSIT ( Keping Darah)
Keping darah berwujud cakram – cakaram protoplasma kecil. Pewarna darah memperlihatkan dua daerah pada keping darah. Keping darah berasal sebagai bagian yang terlepas dari sel – sel raksasa dalam sumsum tulang , yaitu megakariosit. Keping – keping darah memegang beberapa peran dalam hemostatis. Yaitu menempel pada daerah luka pada pembuluh darah, menghasilkan trombus putih , yang menutup permukaan yang cedera dan mengisi lubanh – lubang di dalam dinding pembuluh. Keping darah menghasilkan enzim tromboplastin , yang penting dalam mekanisme pembekuna. (Tambajong,1995:41)
CIRI – CIRI JARINGAN IKAT
1. Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang           mengandung serabut kolagen dan serabut elastis.
2. Mengandung sel fibroblas dan makrofag .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Makrofag :merupakan sel – sel ameboid yang dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan bakteri dan sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
Letak :Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Papila lapisan dermis , hipodermis , lapisan luar anggota perut ( peritonium ) rongga paru – paru , pembuluh arteri , membran mukosa , kantung kemih .


FUNGSI JARINGAN IKAT
Unsur – unsur jaringa ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain dengan berbagai cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai dan fasia. Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan mikroba asing seperti bakteri dan virus. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui respon imun. (Bajpai,1989:32)
3.        JARINGAN OTOT
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap lainnya. Sel – sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil, dan tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas.
Ada tiga macam otot digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya . Gurat – gurat melintang teratur sepanjang serat terdapat pada otot lurik dan tidak terdapat pada otot polos. Secara fungsional ada otot yang tidak dibawah kemampuan kita (otot inlunter) dan dan ada otot yang dibawah kemauan kita (otot volunter).
Ketiga macam otot itu adalah:
1.    Otot rangka, yang merupakan otot lurik , yang volunter, terikat pada tulang atau fasia dan membentuk daging dari anggota badan dan dinding tubuh.
2.    Otot jantung, yang merupakan otot lurik yan involunter, yang membentuk dinding jantung dan meluas masuk ke dinding muara vena – vena utama ke dalam jantung.
3.    Otot polos, yang involunter, dijumpai terutama pada organ – organ berongga.
(Leeson,1990:182).
1.    OTOT LURIK
Otot rangka adalah otot lurik yang dapat dikendalikan dibawah kesadaran dan     menempel pada tendon (atau oleh aponeurosis di beberapa tempat). Sedangkan tendon menempel pada tulang. Kontraksi otot rangka menimbulkan efek gerakan pada rangka dan dapat juga berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh. Massa tubuh manusia laki-laki dewasa 42% diantaranya adalah otot rangka, sedangkan massa tubuh manusia perempuan dewasa 36% diantaranya adalah otot rangka.  
Pada otot lurik terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian terang yang dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A. Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti pada otot lurik banyak dan tersebar. Hal ini sesuai dengan kerja otot lurik yang involunter dan bekerja secara cepat.  
2.    OTOT POLOS
Otot polos adalah otot tidak lurik yang tidak dapat dikendalikan secara sadar. Otot polos dapat ditemukan di dinding-dinding organ dan struktur seperti kerongkongan, lambung, usus, bronkus, rahim, kandung kemih, pembuluh darah.
Pada otot polos jaringan berbentuk gelendong. Bentuk ini terjadi karena pada bagian otot polos gerakan nya bergantian. Ada yang memanjang dan ada yang memendek. Sehingga terdapat bagian yang memanjang dan mengerucut di tepi, dan terdapat gelendong di tengah. Inti pada otot polos terdapat satu di tenggah. Hal ini agar kerjaiti lebih terfokus
3.    OTOT JANTUNG
Otot jantung adalah otot lurik namun tidak dapat dikendalikan dibawah kesadaran (involunter) meskipun strukturnya mirip dengan otot rangka. Otot jantung disebut juga miokardium dan hanya terdapat pada hewan vertebrata.Struktur sel otot pada ketiga jenis jaringan otot. (1) otot rangka, (2) otot polos, dan (3) otot jantung.Otot kardiak (jantung) dan rangka adalah otot lurik karena mengandung sarkomer dan disusun dengan tenunan seperti kain lurik. Sedangkan otot polos tidak demikian. Otot rangka disusun paralel, otot jantung disusun bercabang-cabang dan tidak beraturan, dan otot polos tidak menyatu namun sel-sel ototnya menempel satu sama lain.
Pada jaringan otot jantung lurik terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelapterdapat bagian terang yang dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A. Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti dari jaringan otot jantung ada atu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot jantug yang berfungi untk mengatur gerak jantung.
(Tambajong, 1995:46-53)
PENYUSUN JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas kumpulan serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan ikat. Setiap serat dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium. Sejumlah serat otot membentuk fasikel otot. Setiap fasikel dibungkus sarung jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikel otot teratur membentuk sebuah otot, yang keseluruhannya dibungkus jaringan ikat kuat disebut epimisium.
Kerangka jaringan otot terutama terdiri atas serat kolagen, selain serat elastin dan retikulin. Pembuluh darah dan saraf menembus jaringan ikat.
FUNGSI JARINGAN OTOT
Fungsi utama jaringan otot secara umum adalah menggerakan jaringan atau organ lain pada tubuh serta menjaga posturnya. Berikut adalah fungsi jaringan otot berdasarkan jenisnya: 
1.   Fungsi Otot Rangka
·            Melaksanakan gerakan tubuh
·            Mendukung tubuh
·            Menjaga postur tubuh
2.  Fungsi Otot Polos
Otot polos bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih.
3.  Fungsi Otot Jantung
Otot jantung adalah otot pada jantung. Otot ini setengah berkontraksi, diatur dengan otomatis, berirama, dan terus-menerus sepanjang hidup. Fungsi utama otot jantung adalah untuk membuat jantung tetap berdetak.
CIRI – CIRI JARINGAN OTOT
1.      Otot polos
a.         Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing dan tepat pada bagian tengah cenderung menggelembung.
b.         Inti selnya hanya satu.
c.         Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik.
d.        Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang sama seperti yang dijumpai pada otot lurik.
e.         Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control manusia sebab ia diluar perintah otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut juga sebagai otot tak sadar.
f.          Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot pada saluran kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.
g.         Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia berada di bawah saraf yang otonom.
h.         Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan otot lurik dan tidak mudah lelah meski ia bekerja secara terus menerus.

2.      Otot Jantung
a.          Otot jantung yang berbentuk silindris
b.          Memiliki percabangan disebut sinsitium 
c.           Otot Jantung terletak pada jantung
d.          Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
e.           Bekerja tampa kesadaran manusia 
f.           Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat
3.      Otot Lurik
a.          Melekat pada rangka 
b.      bentuk silindris dengan garis gelap terang 
c.           Bekerja secara sadar dengan perintah otak
d.          Cepat dan mudah lelah
e.           Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel (multi sel)
f.           Mempunya pigmen mioglobin
g.           Inti sel yang berada di tepi
(Zakapedia, 2014)

4.   JARINGAN SARAF 
      Sistem saraf terbesar secara luas didalam tubuh dan dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf menghimpu rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan disusul diteruskan keorgan efektor untuk memberikan jawaban. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron, yang bersama sel-sel penyokongnya yaitu neurolgia dan bahan ekstrasel, membentuk jala-jala komunikasi terintregasi (Tambajong, 1995:56).
5.   PENYUSUN JARINGAN SARAF
1.    NEURON
        Setiap neuron terdiri atas sebuah badan sel atau (perikarion atau soma) dan satu akson serta beberapa dendrit. Neuron dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut unipolar. Secara fungsional, neuron juga dapat diklasifikasikan sebagai neuron motorik, mengawasi organ-organ efektor seperti otot dan kelenjar, atau neuron sensorik, yang menerima rangsang sensorik baik eksteroseptif maupun interoseptif. Kelompok ketiga (interneuron) neuron internunsial menghubungkan neuron-neuron lain, untuk membentuk lingkaran fungsional kompleks atau rantai neuron (Tambajong, 1995:59).
2.      NEUROGLIA
Sesuai dengan namanya (neuro=saraf, dan glia=lem), jaringan ini berfungsi untuk menyatukan jaringan saraf SSP. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin. Jadi neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel.
Neuroglia mencakup astrosit dan oligodendrosit (makroglia), mikroglia, dan sel-sel ependim (Tambajong, 1995:62).
FUNGSI JARINGAN SARAF
Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
1.         Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
2.    Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
3.    Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
CIRI – CIRI JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang, Sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson

I.              METODE PRAKTIKUM
1.1.Alat
Mikroskop
1.2. Bahan
-          Jaringan ikat padat teratur
-          Jaringan otot jantung
-          Jaringan otot polos
-          Jaringan otot rangka esofagus
-          Epitel pipih berlapis tidak menunduk
-          Epitel kolumner selapis pada usus halus
1.3.Cara Kerja

a.    Pengamatan pada Jaringan ikat padat teratur
·         Meletakkan preparat awetan jaringan ikat padat teratur pada meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing

b.      Pengamatan pada jaringan otot jantung
·         Meletakkan preparat awetan jaringan otot jantung  pada meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing

c.       Pengamatan pada jaringan otot polos
·         Meletakkan preparat awetan jaringan otot polos  pada meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing

d.      Pengamatan pada jaringan otot rangka esofagus
·         Meletakkan preparat awetan jaringan otot rangka esofagus pada meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·           Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing

e.       Pengamatan pada epitel pipih berlapis tidak mentanduk
·         Meletakkan preparat awetan epitel pipih berlapis tidak mentanduk pada meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·           Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing

f.       Pengamatan pada epitel kolumner selapis  pada usus halus
·         Meletakkan preparat awetan epitel kolumner selapis pada usus halus di meja preparat preparat
·         Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·         Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·         Meminta petunjuk pada pembimbing


I.              HASIL PENGAMATAN
a.       Hasil pengamatan jaringan ikat padat teratur. Menggunakan perbesaran 400 kali

Keterangan :
1.    Fibroblas
2.    Serabut kolagen










b.      Hasil pengamatan jaringan otot jantung. Menggunakan perbesaran 400 kali

Keterangan :
1.      Garis gelap terang
2.      Nukleus

·           Bentuk bercabang


c.       Hasil pengamatan jaringan otot polos. Menggunakan perbesaran 400 kali

Keterangan :
1.      Inti sel
2.      Membran sel


d.      Hasil pengamatan jaringan otot rangka esofagus. Menggunakan perbesaran 100 kali

Keterangan :
1.      Lumen / rongga
2.      Otot lurik
·           Inti sel


e.       Hasil pengamatan epitel pipih berlapis tidak menunduk. Menggunakan perbesaran 100 kali

Keterangan :
1.      Lumen / Rongga
2.      Epitel pipih berlapis
·           Inti sel
·           Membran basalis
                                                 

f.       Hasil pengamatan epitel selapis pada usus halus. Menggunakan perbesaran 100 kali

Keterangan :
1.      Lumen / rongga
2.      Epitel kolumner
                                                 

II.           PEMBAHASAN
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan tidak terdapat sebagai satuan – satuan tersendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dan dalam perbandingan yang berbeda – beda , membentuk berbagai organ dan sistem tubuh.  Jaringan digolongkan ke dalam empat jaringan dasar tubuh dengan susunan dan fungsi yang berbeda:
1.    JARINGAN EPITEL
a.        Pengertian
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi berbagai rongga atau saluran tubuh. Jaringan epitel merupakan lapisan sel – sel yang sangat rapat susunannya. Jaringan epitel selalu bertumpu pada membran basal pada permukaan yang bebas berbatasan dengan udara atau cairan. Membran basal merupakan substansi dasar yang amorf dan serabut – serbut retikuler yang berkondensasi dari jaringan ikat. Dan berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya. Jaringan ini tersusun oleh sel – sel yang membentuk lapisan pipih.
b.   Penyusun jaringan epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel – sel polihedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antar sel. Bagian penyusunnya yaitu membran basal dan lamina basal.
·           MEMBRAN BASAL
a.    Lamina basalis merupakan lapisan di bawah sel epitel setebal500-800 A terdiri atas filamen tipis dengan diameter 30-40 A Filamen membentuk anyaman dalam substansi dasar membrana basalis dan berhubungan langsung dengan membran dasar sel epitil terdekat.
b.    Lamina fibroretikularis, yang merupakan serabut kecil-kecil sebagai serabut retikuler, di sebelah luar lamina basalis.
c.    Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida.
·           LAMINA BASAL
Lamina basal adalah lembaran bahan eksternal yang terdapat di bawah permukaan dasar sel – sel epitel, sekitar otot , saraf , kapiler dan sel lemak. Pada sisi luar , atau sisi jaringan ikat , lamina menyatu dengan serat retikular halus dan mikrifibril kolagen lapisan luar ini disebut lamina retikular. Ketiga unsur seluruhnya , yaitu lamina basal , serta retikular dan substansi dasar; menyusun membran basal
a.    Fungsi jaringan epitel
a.    Difusi selektif : epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat atau diperlancar sesuai kebutuhan. Jadi epitel bertindak sebagai sawar selektif terhadap materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel
b.    Proteksi : epitel memberi perlindungan terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis, mukosa, mulut, esofagus bagian atas, vagina, dan liang anus. Pada epidermis ia mempunyai lapisan tanduk untuk lebih tahan terhadap trauma, juga memberi perlindungan terhadap penguapan, bahan perangsang, dan infeksi (trauma epitel berlapis).
c.    Transpor : mukus (lendir) dan bahan renik lainnya digusur dari permukaan epitel, misalnya pada saluran napas dan saluran kelamin (epitel bersilia).
d.   Sekresi : pada epitel kelenjar
e.    Ekskresi : urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Mereka menyaring darah terhadap produk sisa metabolisme.
f.     Absorpsi : seperti pada epitel usus
g.    Resepsi sensoris : sejumlah sel epitel di khususkan untuk transmisi impuls, misalnya kuncup kecap, epitel olfaktoris, epitel hidung (nasal) dan organ Corti di telinga dalam.
h.    Pelumas : lendir yang dieksresi oleh sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
i.      Epitel transisional mempunyai dua fungsi penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan permukaan kedap air yang tidak dapat dilalui atau ditembus urin.
b.   Ciri – ciri jaringan epitel
·         Dapat ditemukan di seluruh tubuh
·         Berbentuk pipih, batang dan kubus
·         Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya
·         Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya
·         Sebagai penutup dan kelenjar
2.    JARINGAN IKAT
a.      Pengertian
Jaringan ikat atau penyambung mengikat dan menyokong jaringan (fungsional aktif) lain. Jaringan ini berguna sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi imunologik). Ia berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim , yang menyediakan berbagai sel jaringan ikat. Sel mesenkim mempunyai kemampuan berkembang yang besar. Sel ini dapat berkembang melalui beberapa jalur untuk menghasilkan berbagai macam sel jaringan penyambung. Jadi jaringan yang berasal disebut jaringan mesenkim atau jaringan peyambung.
b.      Penyusun jaringan penyambung
·      Fibroblas
Fibroblas adalah salah satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar , yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga sebagian besar unsur amorf matriks.
·      Makrofag ( histiosit )
Makrofag bersifat fagositik dan memiliki banyak lisosom di dalam sitoplasmanya untuk menghidrolisis benda – benda yang ditelannya. Makrofag juga ikut berperan dalam mekanisme pertahanan imunologis.
·      Sel Plasma
Sel plasma berperan dalam menghasilkan antibodi dan merupakan modifikasi limfosit B.
·      Sel Mast
Sel mast ditemukan di dalam jaringan ikat longgar dan sekitar pembuluh darah.
·      Sel Lemak ( Adiposit )
Sel lemak berperan dalam penyimpanan lemak.
·      Sel Pigmen ( Kromatofor )
Sel pigmen ditemukan pada dermis kulit, iris dan koroid mata.
·      Sel Retikulum
Sel retikulum terdapat pada jaringan retikular di antara jalinan jaringan ikat retikular yang menyokong unsur sel banyak organ seperti kelenjar.
c.       Fungsi jaringan ikat
Unsur – unsur jaringa ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain dengan berbagai cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai dan fasia. Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan mikroba asing seperti bakteri dan virus. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui respon imun.
d.      Ciri – ciri jaringan ikat
1. Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang           mengandung serabut kolagen dan serabut elastis.
2. Mengandung sel fibroblas dan makrofag .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Makrofag :merupakan sel – sel ameboid yang dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan bakteri dan sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
Letak :Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Papila lapisan dermis , hipodermis , lapisan luar anggota perut ( peritonium ) rongga paru – paru , pembuluh arteri , membran mukosa , kantung kemih .
3.    JARINGAN OTOT
a.      Pengertian
Jaringan otot adalah jaringan lunak yang ditemukan di sebagian besar hewan termasuk manusia dan dapat mendukung otot untuk berkontraksi. Cara kerjanya saling berlawanan dengan komponen atau jaringan lain di otot seperti tendon atau perimisium. Jaringan otot terbentuk saat perkembangan embrio melalui proses yang disebut miogenesis. Jaringan otot memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan letaknya pada tubuh. Terdapat tiga jenis jaringan otot pada mamalia yaitu otot rangka (otot lurik), otot polos (tidak lurik), dan otot jantung (semi lurik). Otot polos dan jantung (kardiak) berkontraksi tanpa sadar dan tidak dapat diintervensi secara sadar. Jenis-jenis otot tersebut kemungkinan berinteraksi dengan sistem saraf pusat dan menerima impuls dari persarafan yang mengendor atau aktivasi hormon endokrin. Otot lurik atau otot rangka hanya berkontraksi jika dipengaruhi oleh sistem saraf pusat. Gerak refleks adalah contoh gerakan otot rangka secara tidak sadar, namun tak satupun gerak tersebut yang timbul dari aktivasi sistem saraf pusat.
b.      Penyusun jaringan otot
Jaringan otot terdiri atas kumpulan serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan ikat. Setiap serat dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium. Sejumlah serat otot membentuk fasikel otot. Setiap fasikel dibungkus sarung jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikel otot teratur membentuk sebuah otot, yang keseluruhannya dibungkus jaringan ikat kuat disebut epimisium.
Kerangka jaringan otot terutama terdiri atas serat kolagen, selain serat elastin dan retikulin. Pembuluh darah dan saraf menembus jaringan ikat.
c.       Fungsi jaringan otot
Fungsi utama jaringan otot secara umum adalah menggerakan jaringan atau organ lain pada tubuh serta menjaga posturnya. Berikut adalah fungsi jaringan otot berdasarkan jenisnya:
1. Fungsi Otot Rangka
·      Melaksanakan gerakan tubuh
·      Mendukung tubuh
·      Menjaga postur tubuh
2.Fungsi Otot Polos
Otot polos bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih.
3.Fungsi Otot Jantung
Otot jantung adalah otot pada jantung. Otot ini setengah berkontraksi, diatur dengan otomatis, berirama, dan terus-menerus sepanjang hidup. Fungsi utama otot jantung adalah:
·      Membuat jantung tetap berdetak.
·      Membantu memompa darah keseluruh tubuh 
·      Membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida)
·      Sel-sel pada otot jantung membantu dalam kontraksi sel lainnya 
·      Otot jantung menyediakan cara pemompaan ventrikel pada jantung
·      Otot jantung berfungsi meremas darah sehingga darah dapat keluar dari jantung saat berkontraksi dan mengambil darah pada relaksasi
·      Menunjang kerja dari organ jantung 
d.      Ciri – ciri jaringan otot
1.    Otot polos
·      Bentuk: serat otot polos berbentuk gelondong kecil. Selnya fusiform.
·      Ukuran :kecil dan sangat bervariasi
·      Gurat : tidak memiliki gurat
·      Inti : tunggal di tengah dan berbentuk lonjong
·      Cara kerja : Bekerja diluar kesadaran  (involunter)
2.      Otot rangka
·      Bentuk: serat otot polos berbentuk silinder .
·      Ukuran :sangat panjang dan uniform
·      Gurat : sangat jelas
·      Inti : Banyak gepeng memanjang dekat membrane sel
·      Cara kerja : Bekerja berdasarkan kehendak (volunter)
3.      Otot jantung 
·      Bentuk: Sel memanjang yang bercabang dan berkesinambungan.
·      Ukuran : Panjang tidak bervariasi
·      Gurat : Ada
·      Inti : Satu atau lebih di tengah lonjong
·      Cara kerja : Bekerja secara tidak sadar (involunter)
1.    JARINGAN SARAF
a.         Pengertian jaringan saraf
Sistem saraf terbesar secara luas didalam tubuh dan dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf menghimpu rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan disusul diteruskan keorgan efektor untuk memberikan jawaban. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron, yang bersama sel-sel penyokongnya yaitu neurolgia dan bahan ekstrasel, membentuk jala-jala komunikasi terintregasi.
b.        Penyusun jaringan saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel – sel saraf yang disebut neuron dan neuroglia.
a.    NEURON
Setiap neuron terdiri atas sebuah badan sel atau (perikarion atau soma) dan satu akson serta beberapa dendrit. Neuron dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut unipolar. Secara fungsional, neuron juga dapat diklasifikasikan sebagai neuron motorik, mengawasi organ-organ efektor seperti otot dan kelenjar, atau neuron sensorik, yang menerima rangsang sensorik baik eksteroseptif maupun interoseptif. Kelompok ketiga (interneuron) neuron internunsial menghubungkan neuron-neuron lain, untuk membentuk lingkaran fungsional kompleks atau rantai neuron.
b.   NEUROGLIA
Sesuai dengan namanya (neuro=saraf, dan glia=lem), jaringan ini berfungsi untuk menyatukan jaringan saraf SSP. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin. Jadi neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel.
Neuroglia mencakup astrosit dan oligodendrosit (makroglia), mikroglia, dan sel-sel ependim
c.         Fungsi jaringan saraf
Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
·           Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
·           Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
·           Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
d.   Ciri – ciri jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang, Sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
PERBEDAAN OTOT POLOS , OTOT LURIK, OTOT JANTUNG
a.    Otot polos
·         Bentuk: serat otot polos berbentuk gelondong kecil. Selnya fusiform.
·         Ukuran :kecil dan sangat bervariasi
·         Gurat : tidak memiliki gurat
·         Inti : tunggal di tengah dan berbentuk lonjong
·         Cara kerja : Bekerja diluar kesadaran  (involunter)
·         Fungsi : bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga
b.      Otot lurik
·      Struktur : Otot lurik terdiri atas berkas – berkas silindris yang memanjang dengan inti lebih dari satu. Inti selnya terletak di tepi.
·      Letak : Pada rangka (bisep / trisep) , lidah , bibir , kelopak mata dan diafragma.
·      Cara kerja : Menghasilkan gerakan pada anggota tubuh , Reaksinya cepat lelah , Bekerja berdasarkan kehendak (volunter).
·      Respon terhadap rangsang : kontraksi akan berjalan cepat bila ada rangsangan.
·      Fungsi : Melaksanakan gerakan tubuh
c.         Otot jantung
·      Struktur : jaringannya berbentuk silindris tapi bercabang, terdapat garis gelap terang , intinya ada satu terletak di tengah.
·      Letak  : terletak pada dinding jantung
·      Cara kerja : Tidak dipengaruhi saraf pusat , bekerja secara tidak sadar ( involunter) , reaksinya tidak mudah lelah.
·      Respon terhadap rangsang : berjalan secara teratur
·      Fungsi : Melaksanakan gerakan tubuh

1.      Pengamatan pada jaringan ikat padat
Pada pengamatan jaringan ikat padat teratur menggunakan perbesaran 400 kali , jaringan terbentuk dari serabut kolagen  yang tebal. Serabut kolagen tersusun beraturan. Fungsi yang memberikan kekuatan dan sokongan untuk jaringan terutama dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri atas tiga jenis serat yaitu serat kolagen , serat retikulin dan serat elastin, yang dapat dibedakan berdasarkan penampilan dan reaksi kimianya.
·           Serat Kolagen
Serat kolagen terdiri atas protein kolagen. Serat tersebut sangat liat dan ulet, dan dalam keadaan segar tampak putih. Serat itu bersifat birefringen dengan cahaya polarisasi , menunjukkan orientasi memanjang dari subunit atau fibril. Fibril disusun oleh mikrofibril, satuan serat pada kolagen.
·           Serat Retikulin
Serat retikulin adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk kerangka penyokong seperti jala atau retikulum.
·           Serat Elastin
Dalam keadaan segar jaringan elastin berwarna kekuning – kuningan. Serat elastin terpulas tidak menentu dengan eosin , tetapi dapat terpulas selektif dengan orsein (coklat) dan dengan resorsin-fuksin (biri-ungu gelap).
Pada pengamatan juga terdapat titik – titik kecil yang terletak di pinggir yang disebut fibroblas. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng , bercabang – cabang , yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti lonjong atau memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin halus. Fibroblas ini calon yang akan menjadi serabut kolagen.
2.      Pengamatan pada jaringan otot jantung
Pada pengamatan jaringan otot jantung menggunakan perbesaran 400 kali, bentuk jaringan otot jantung bercabang . Sel-sel yang membentuk otot jantung secara kolektif disebut sebagai kardiomiosit. Mereka berisi beberapa jumlah mitokondria, yang memungkinkan respirasi aerobik berlangsung terus-menerus. Sel-sel cabang secara acak dan dipintal dengan satu sama lain, sehingga menyerupai mesh. Ini memberikan kekuatan pada dinding jantung untuk menahan tekanan yang meningkat, sasaran selama berulang memompa darah. Percabangan pada otot jantung disebut Diskus Interkalaris yaitu pertemuan dua sel. Diskus interkalaris nampak gelap saat di lihat di mikroskop. Diskus interkalaris berfungsi untuk membentuk tangga sebagai pelekatan aktin dan sarkomer yang menyatukan otot jantung agar jantung bisa bekerja terus.
Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan serat otot lurik, ototnya bergaris dan bercabang , tetapi cara kerjanya seperti otot polos yaitu diluar kemauan kita. Otot jantung juga disebut dengan otot involunter ( tidak sadar).
Pada jaringan otot jantung lurik terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian terang yang dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A. Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti dari jaringan otot jantung ada atu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot jantug yang berfungi untk mengatur gerak jantung.
3.      Pengamatan pada jaringan otot polos
Otot polos banyak disebut sebagai “sel” sebab ia memang memenuhi unsur-unsur sel. Jika diamati lebih detil, maka otot polos serupa dengan kincir atau spindle-shaped dimana ujungnya runcing dan kadang bercabang. Pada pengamatan jaringan otot polos menggunakan perbesaran 400 kali, terlihat bagian otot polos yaitu membran sel dan inti sel. Secara umum, otot polos memiliki tiga bagian utama yakni:
·                     MEMBRAN PLASMA
Bagian ini sering pula dikenal dengan nama Sarcolemma atau sarkolema. Ia baru nampak dengan jelas jika menggunakan mikroskop electron. Ia tampak seperti double membrane atau selaput membran ganda yang terdiri dari selaput luar dengan tebal antara 25 sampai 30 angstrom. Sementara itu, selaput lainnya adalah selaput dalam dengan ketebalan 25 sampai 30 angstrom.
·                     SITOPLASMA
Bagian otot polos yang satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma atau Sarcoplasma dengan sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid yang terdiri atas mitokondria yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol, serta endoplasma reticulum. Selain organoid, terdapat pula paraplasma misalnya glikogen juga lipofusin.
·                     INTI SEL
Berjumlah satu dan memiliki bentuk yang lonjong cenderung panjang dengan ujung yang tumpul. Saat bagian otot polos yang satu ini berkontraksi ia akan membentuk gelombang.
Pada otot polos jaringan berbentuk gelendong. Bentuk ini terjadi karena pada bagian otot polos gerakannya bergantian. Ada yang memanjang dan ada yang memendek. Sehingga terdapat bagian yang memanjang dan mengerucut di tepi, dan terdapat gelendong di tengah. Inti pada otot polos terdapat satu di tenggah. Hal ini agar kerja inti lebih terfokus.
4.      Pengamatan jaringan otot  rangka esofagus
Pada pengamatan otot rangka esofagus menggunakan potongan membujur dan perbesaran 100 kali, bentuk otot rangka esofagus adalah silindris.Otot lurik terlihat seperti serabut dalam jumlah ribuan yang terususun membentuk jaringan otot. Serabut tersebut secara teratur nampak sejajar seperti berkas yang disusun rapi.  
Otot lurik yang dapat dikendalikan dibawah kesadaran dan menempel pada tendon (atau oleh aponeurosis di beberapa tempat). Sedangkan tendon menempel pada tulang. Kontraksi otot rangka menimbulkan efek gerakan pada rangka dan dapat juga berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh.
Pada otot terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian terang yang dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A. Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti banyak dan tersebar. Hal ini sesuai dengan kerja otot yang involunter dan bekerja secara cepat. Diskus interkalaris tidak ada namun dalam pengamatann ini tidak terlihat dikarenakan perbesaran yang kurang sesuai. Saat preparat dilihat berdasarkan potongn melintang terlihat bulatan yang seragam dan initi terlihat di tepi.
Adapun struktur yang terlihat dalam pengamatan kali ini yaitu:
1.    Otot lurik
Berbentuk serabut berwarna merah. Berbentuk silindris yang menyatu. Inti berada di pinggir. Otot lurik memiliki lebih dari satu inti dengan membran plasma khusus (saekolema), sarkoplasma (sitoplasma) dengan miofibril dan retikulum endoplasma. Selain itu, di dalam sarkoplasma juga terdapat glikogen dan butir-butir lemak. Pada pengamatan otot lurik terlihat pada kedua sisi.
2.    Lumen
Merupakan rongga perbatasan dengan epitel pipih berlapis.
5.      Pengamatan epitel pipih berlapis tidak mentanduk
Pengamatan epitel pipih berlapis tidak mentanduk, menggunkan perbesaran 100 kali. Struktur jaringan sama seperti pada pengamatan otot rangka esofagus.
Adapun struktur yang terlihat dalam pengamatan yaitu:
1.       Lumen
Merupakan rongga
2.      Epitel pipih berlapis
Sebagai pelindung terhadap pengaruh luar , pelindung saluran dalam dan penghasil mukus.
3.       Membran basalis
Membran basalis berfungsi untuk sebagai tempat melekatnya sel-sel epitel pada jaringan ikat di bawahnya dan mempertahankan bentuk jaringan ikat di bawahnya. Membran basal terdiri dari kolagen dan glikoprotein yang diproduksi oleh sel – sel dari lapisan jaringan ikat yang mendasari.
4.       Inti sel
Inti terletak di tengah.
6.      Pengamatan jaringan epitel  kolumner selapis pada usus halus
Pengamatan jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus, menggunakan perbesaran 100x. Adapun struktur yang terlihat dalam pengamatan kali ini yaitu:
1.         Epitel kolumner
Epitel kolumner terdiri dari sel – sel oval yang teratur dalam barisan. Biasanya lapisan terdiri atas sel – sel polihedral yang tidak teratur relatif pendek , dan hanya sel – sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi.
2.         Lumen
Merupakan rongga.



III.        PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah kegiatan praktikum yaitu jaringan penyusun pada hewan terbagi menjadi empat kelompok yaitu;
a.         Jaringan epitel
Merupakan jaringan yang terdapat pada daerah paling luar yang berfungsi sebagai pelindung organ dan jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polihedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antarsel. Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel terdiri atas : epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel kolumner. Dalam kegiatan praktikum ini mengamati jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk dan epitel kolumner selapis pada usus halus.
b.        Jaringan ikat
Unsur – unsur jaringa ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain dengan berbagai cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai dan fasia.. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui respon imun.
Jaringan ikat atau penyambung berfungsi untuk melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif. Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan mikroba asing seperti bakteri dan virus. Jaringan ikat berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim , yang menyediakan berbagai sel jaringan ikat.
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat sel-sel sehingga membentuk suatu jaringan dan mengikat suatu jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong dan melindungi bagian-bagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang kosong, menyimpan lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi. + tersusun dari sel-sel yang hidup dan matriks (bahan tak hidup).. Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibedakan menjadi : jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, darah. Dalam kegiatan praktikum ini mengamati jaringan ikat padat teratur.
c.         Jaringan otot.
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap lainnya. Sel – sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil, dan tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas. Ada tiga macam jaringan otot: otot polos, otot lurik, dan otot jantung ketiga macam jarinagn otot tersebut memiliki fungsi dan ciri – ciri sesuai dengan kegunaan masing - masing. Dalam kegiatan praktikum ini mengamati jaringan otot polos, otot lurik dan otot jantung.
d.        Jaringan saraf
Sistem saraf menghimpu rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan disusul diteruskan keorgan efektor untuk memberikan jawaban. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron, yang bersama sel-sel penyokongnya yaitu neurolgia dan bahan ekstrasel, membentuk jala-jala komunikasi terintregasi.
3.2.Saran
Saran yang ingin saya sampaikan, agar jam praktikum biodas ditambah lagi. Sebab saat praktikum terkadang terburu – buru karena  kehabisan waktu. Hal ini bisa membuat pengamatan tidak sesuai.    
 DAFTAR PUSTAKA

Bajpai. 1987. Histologi Dasar. Jakarta:Bina Utara Aksara
Campbell, Neil A. dkk. 2008. Biologi. Jakarta:Erlangga
Junqueire. 1987. Histologi Dasar. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Leeson, Roland. 1990. Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tambajong, Jan. 1995. Histologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Zakapedia. 2014. Pengertian, Fungsi, dan Macam – Macam Otot Manusia.  http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-macam-macam-otot.html
[diakses tanggal 10 Oktober 2015]












1 komentar:

  1. Casino No Deposit - 100 Free Spins Bonus Code
    No deposit casino bonuses – A 피망 포커 현금화 new online 안전바카라사이트 casino bonus is offered for new players. Once you've signed up and signed 축구토토 up, you can 유흥 싸이트 earn free spins on 러시안 룰렛 가사 the slots

    BalasHapus