LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN
JARINGAN HEWAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN
Nama : Angki Tri Agustina
NIM : 150210103073
Kelas : C
Kelompok : 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
JUDUL
Mempelajari Jaringan Pada Hewan
II.
TUJUAN
Mahasiswa dapat Menjelaskan Jaringan
Penyusun pada Hewan
III.
DASAR
TEORI
Banyak hewan memiliki
dua tipe sel terspesialisasi yang tidak ditemukan pada organisme multiseluler
lain: sel otot dan sel syaraf. Pada kebanyakan hewan, sel-sel ini terorganisasi
menjadi jaringan aotot dan jaringan syaraf, secara terpisah, dan bertanggung
jawab untuk menggerakkan tubuh dan mengantarkan impuls syaraf. Kemampuan
bergerak an mengantarkan impuls syaraf mendasari banyak adaptasi yang
membedakan hewan dari tumbuhan dan fungi, menjadikan sel-sel otot dan syaraf
penting dalam mendefinisikan hewan (Campbell, 2008:225).
Jaringan adalah kumpulan
sel – sel sebagian besar sejenis yang dikhususkan untuk melaksanakan fungsi
umum bersama. Jaringan digolongkan ke dalam empat jaringan dasar tubuh dengan
susunan dan fungsi yang berbeda:
1.
Jaringan epitel adalah selapis atau
lapisan – lapisan sel yang membatasi permukaan tubuh, saluran dan rongga tubuh.
Mereka juga membentuk kelenjar.
2. Jaringan
ikat : mempunyai fungsi penghubung dan penyokong
3. Jaringan
otot : dikhususkan untuk menghasilkan gerakan karena memiliki kemampuan untuk
berkontraksi.
4. Jaringan
saraf : dikhususkan untuk konduksi , integrasi , dan meneruskan rangsangan
(Bajpai, 1989:13)
UNSUR
PEMBENTUK TUBUH
Tubuh tersusun oleh
tiga unsur yang berbeda:
1. Sel
, masing – masing sel merupakan wujud mandiri yang dibungkus oleh membran yang
“memisahkan” darai lingkungan.
2. Zat
intersel atau ekstrasel , merupakan bahan yang terletak di antara sel – sel ,
sebagai penyokong dan pemberi makanan.
3. Cairan
tubuh , termasuk darah , cairan jaringan atau intersel , dan limf. Darah berada
dalam sistem pembuluh. Cairan jaringan atau intersel terdapat di antara dan di
sekitar sel, tempat terjadinya pertukaran zat secara bebas antara darah dan
cairan intersel. Sedangkan cairan limf mengalirkan cairan jaringan kembali ke
dalam sistem vena melalui saluran – saluran halus. (Tambajong,1995:3)
1.
JARINGAN EPITEL
Jaringan Epitel
tersusun oleh sel – sel berisi dan bersudut banyak (poligonal) yang berhimpit
padat, dengan sedikit atau tanpa
substansi interselular di antaranya. Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar.
Membran dibentuk oleh lembaran sel – sel dan meliputi permukaan luar atau
membatasi permukaan dalam. Semua epitel
terletak pada atau dikelilingi oleh lamina
basal, yang memisahkan epitel dari jaringan ikat di bawahnya. ( Tambajong,1995:8)
Secara fungsional,
epitel meliputi atau membatasi permukaan, menghasilkan sekret dari epitel
membran maupun dari kelenjar., dan turut serta dalam proses absorbsi. Sebagian
kecil sel epitel bersifat kontraktil (sel mioepitel), dan sebagian kecil lagi
bersifat sensoris (neuroepitel). (Leeson dkk,1990:78)
· MEMBRAN
Karena berhimpitan ,
kebanyakan sel epitel tampak poligonal. Dua faktor yang menjadi dasar pembagian
epitel , yaitu bentuk sel dan susunannya dalam lapisan. Mengenai bentuk , pada
dasarnya sel epitel adalah gepeng , kuboid atau silindris, dengan bentuk
peralihan.
Sel – sel disusun
membentuk membran dalam satu atau lebih lapisan. Epitel selapis tersusun oleh
sel – sel dalam satu lapisan; semua sel terletak di atas membran basal dan
mencapai permukaan. Epitel berlapis disusun oleh dua atau lebih lapisan sel ,
dan hanya sel – sel terdalam atau lapisan basal yang terletak di atas membran
basal. Epitel bertingkat disususn oleh sel – sel yang semuanya berhubungan
dengan membran basal tetapi tidak semua sel mencapai permukaan.
Penggolongan epitel
tergantung pada bentuk dan susunan sel itu dan bentuk sel yang dipakai hanya
sel lapisan permukaan pada epitel berlapis. Golongan lebih lanjut menggunakan
istilah deskriptif, misalnya epitel bertingkat silindris dengan silia atau
tanpa silia. (Tambajong,1995:8)
PENYUSUN JARINGAN
EPITEL
· Lamina Basal dan membran Basal
Lamina basal tidak hanya ditemuka di
jarigan epitel saja tetapi juga di tempat sel-sel jenis lain berkontrak dengan
jaringan ikat. Karena itu, ia ada di
sekitar otot, sel lemak, dan sel schwann. Lamina ini membentuk sawar pembatas
atau pengangkut pertukaran makromolekuler di antara jaringan ikat dan jaringan
lain. Istilah membran basal dipakai untuk lapisan PAS positif, yang tampak
dengan mikroskop cahaya di bawah epitel
dan di dalam glomerulus ginjal dan alveolus paru. Membran basal karena lebih
tebal dan umumya tersusun oleh penyatuan dua lamina basal. Membrana
basalis ini dahulu dianggap sebagai kondensasi substitusi dasar jaringan ikat
di bawah epitel yang langsung berhubungan dengan jaringan epitel. Sekarang
membrana basalis dianggap sebagai hasil produksi langsung sel epitel. Membrana
basalis tidak dapat dilihat dengan mikroskop optik dengan teknik pewarnaan
Haematoksilin-Eosin (H.E.), Membrana basalis bersifat permeabel.
Mikroskop
elektron memperlihatkan, bahan membrana basilis tersusun oleh:
1. Lamina
basalis merupakan lapisan di bawah sel epitel setebal500-800 A terdiri atas
filamen tipis dengan diameter 30-40 A Filamen membentuk anyaman dalam substansi
dasar membrana basalis dan berhubungan langsung dengan membran dasar sel epitil
terdekat.
2. Lamina
fibroretikularis, yang merupakan serabut kecil-kecil sebagai serabut retikuler,
di sebelah luar lamina basalis.
3. Substansi
dasar yang mengandung protein polisakarida.
(Junqueira dkk, 1995: 62)
JENIS JARINGAN EPITEL
· EPITEL
SELAPIS
1. Epitel
Selapis Gepeng
Epitel selapis gepeng
terdiri atas sel – sel yang sangat gepeng dan tipis yang tepinya tidak teratur,
saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang sempurna . Dilihat dari
permukaannya , epitel ini tampak seperti lantai ubin, tetapi dengan batas –
batas tidak teratur. Pada potongan melintang , sitoplasma sel – sel tersebut
terlihat tipis , yang melebar di tempat inti. Berdasarkan susunanaya, yang
termasuk epitel golongan ini adalah endotel yang melapisi pembuluh darah dan
pembuluh limf dan mesotel yang , melapisi
rongga serosa (pleura , perikardium , dan peritoneum) yang berasa; dari
mesoderm. Contoh epitel selapis gepeng lain terdapat pada lapisan parietal kapsula
Bowman , dan ansa Henle pada ginjal , pada alveol paru dan pada telinga tengah
dan telinga dalam.
2. Epitel
Selapis Kuboi
Epitel ini disebut
demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap permukaan, setiap sel tampak
seperti kotak atau kubus . Dilihat dari permukaannya sel – selnya ternyata
berbentuk poligonal. Epitel jenis ini terdapat pada banyak kelenjar, baik pada
bagian sekretori maupun pada saluran keluarnya , dan sebagian contoh , epitel
ini terdapat melapisi permukaan ovarium.
3. Epitel
Selapis Silindris / Epitel Kolumner
Epitel selapis
silindris tanpa silia , bila dilihat dari permukaanya, tampak sama dengan
epitel selapis kuboid, tetapi pada potongan tegak lurus tampak berdiri atas sel
– sel tinggi , inti berderet pada ketinggian yang sama dengan terletak lebih
dekat ke permukaan basal daripada ke permukaan apikal (luminal). Epitel ini
biasanya berhubungan dengan sekresi atau absorbsi , jadi terdapat melapisi
sebagian besar saluran cernadan saluran keluar banyak kelenjar.
Epitel selapis
silindris bersilia tampak identik dengan yang tidak bersilia pada pembesaran
kecil, tetapi dengan pembesaran kuat terlihat permukaan bebas selnya tertutup
silia. Epitel jenis ini melapisi rahim (uterus) dan buluh rahim (tuba uterina),
duktulus eferens pada testis , bronkus kecil intrapulmoner, dan kanalis
sentralis pada medula spinalis. (Leeson dkk,1990:80)
· EPITEL
BERTINGKAT
Epitel bertingkat
disebut demikian karena , meskipun inti – intinya tampak terletak dalam
beberapa lapisan, semua sel melekat pada lamina basal , namun beberapa
diantaranya tidak mencapai permukaan. Contoh terbaik untuk jenis ini ialah
epitel bertingkat silindris bersilia pada jalan napas.
(Junqueira dkk,1998:72)
· EPITEL
BERLAPIS
1. Epitel
Berlapis Gepeng
Epitel berlapis gepeng
merupakan membran yang tebal, dan hanya sel – sel yang lebih superfisial saaj
yang gepeng. Pada vagina dan esofagus , permukaan epitel itu basah , dan di
sini epitel itu tidak mempunyai lapisan tanduk; pda kulit yang permukaanya
kering , sel – sel permukaannya mengalami transformasi menjadi lapisan mati
yang kuat dan awet , terdiri atas bahan yang disebut keratin, itulah sebabnya
eptel semacam ini disebut epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.
2. Epitel
Berlapis Kuboid
Epitel berlapis kuboid
hanya terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat pada orang dewasa dan
terdiri atas dua lapisan sel kuboid. Karena epitel jenis ini melapisi sel
tabung , jelas bahwa sel – sel lapisan permukaan lebih kecil daripada yang
terdapat pada lapisan basal , seperti yang terlihat pada potongan melintang.
(Leeson dkk,1990:82)
3. Epitel
Berlapis Silindris / Epitel Kolumner
Epitel berlapis
silindris juga relatif jarang. Biasanya lapisan atau lapisan – lapisan basal terdiri
atas sel – sel polihedral yang tidak teratur relatif pendek , dan hanya sel –
sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi. Epitel jenis ini melapisi
sebagian uretra pria dan juga terdapat pada beberapa saluran kelenjar yang lebih besar dan pada konyungtiva. (Tambajong,1995:10)
· EPITEL
TRANSISIONAL
Epitel transisional
disebut demikian karena dahulu dianggap merupakan peralihan antara epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis silindris. Ia melapisi
sistem urinaria mulai dari pelvis renis sampai pada uretra. Sel – sel permukaan
yang melapisi organ yang melapisi organ yang tidak diregangkan secara khas
mempunyai permukaan bebas yang cembung dan sering berinti dua; jadi mereka
memperlihatkan poliploidi. (Tambajong,1995:10)
FUNGSI
JARINGAN EPITEL
a.
Difusi selektif : epitel memungkinkan
terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat atau diperlancar sesuai
kebutuhan. Jadi epitel bertindak sebagai sawar selektif terhadap materi yang
berdifusi melalui sel-sel epitel
b.
Proteksi : epitel memberi perlindungan
terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis, mukosa, mulut, esofagus bagian
atas, vagina, dan liang anus. Pada epidermis ia mempunyai lapisan tanduk untuk
lebih tahan terhadap trauma, juga memberi perlindungan terhadap penguapan,
bahan perangsang, dan infeksi (trauma epitel berlapis).
c.
Transpor : mukus (lendir) dan bahan
renik lainnya digusur dari permukaan epitel, misalnya pada saluran napas dan
saluran kelamin (epitel bersilia).
d.
Sekresi : pada epitel kelenjar
e.
Ekskresi : urin, keringat, dan karbon
dioksida berdifusi menembus epitel. Mereka menyaring darah terhadap produk sisa
metabolisme.
f.
Absorpsi : seperti pada epitel usus
g.
Resepsi sensoris : sejumlah sel epitel
di khususkan untuk transmisi impuls, misalnya kuncup kecap, epitel olfaktoris,
epitel hidung (nasal) dan organ Corti di telinga dalam.
h.
Pelumas : lendir yang dieksresi oleh
sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
i.
Epitel transisional mempunyai dua fungsi
penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan permukaan kedap air yang tidak
dapat dilalui atau ditembus urin.
(Bajpai, 1980:20).
CIRI
– CIRI JARINGAN EPITEL
·
Dapat
ditemukan di seluruh tubuh
·
Berbentuk
pipih, batang dan kubus
·
Bentuk
sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya
·
Tidak
terdapat material di antara sel-sel penyusunnya
·
Sebagai
penutup dan kelenjar
·
Tersusun
sel dan molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang berguna untuk
mengikat jaringan dengan bagian bawahnya
·
Mempunyai
sebuah permukaan yang tidak berhubungan dengan jaringan lain, sedangkan pada
permukaan lainnya berhubungan dengan membrane bawahnya.
·
Beberapa
jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan jaringan untuk
memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan.
SIFAT – SIFAT JARINGAN EPITEL
·
Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel
·
Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali)
·
Umumnya dilengkapi dengan mikrovili, flagela, dan
stereosilia.
·
Bentuk sel penyusunnya bervariasi yang bergantung dari
fungsi dan letaknya dalam tubuh
·
Terdapat lamina basalis, lamina basalis adalah
struktur ekstraselular yang berupa lembaran dengan mengikat jaringan
dibawahnya.
2.
JARINGA IKAT / PENYAMBUNG
Jaringan penyambung
mengikat dan menyokong jaringan (fungsional aktif) lain. Jaringan ini berguna
sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi
imunologik). Ia berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim , yang
menyediakan berbagai sel jaringan ikat. (Bajpai,1989:25)
Sel mesenkim mempunyai
kemampuan berkembang yang besar. Sel ini dapat berkembang melalui beberapa
jalur untuk menghasilkan berbagai macam sel jaringan penyambung. Jadi jaringan
yang berasal disebut jaringan mesenkim
atau jaringan peyambung.(Leeson dkk,1990:103)
Jaringan penyambung
berbeda dari epitel karena banyaknya bahan inti sel atau matriks. Matriks
terdiri atas serat – serat dan subtansi dasar yang amorf. Banyak variasi
perbandingan antara unsur sel dan unsur substansi intersel yang merupakan dasar
penggolongan. (Tambajong,1995:17)
v SUBSTANSI
INTERSEL
Substansi ini tidak hidup dan membentuk
matriks. Substansi intersel memberi kekuatan dan penyokong bagi jaringan dan
berfungsi sebagai medium untuk permrebesan cairan jaringan antar kapiler darah
dan sel – sel. Ada dua jenis substansi intersel, yaitu amorf (tidak berbentuk) dan fibrosa (berbentuk)
1. Substansi
Intersel Amorf
Bahan amorf jaringan penyambung terutama
terdiri atas glikosaminoglikans dan glikoprotein.
2. Substansi
Intersel Fibrosa
Fungsi yang memberikan
kekuatan dan sokongan untuk jaringan terutama dilaksanakan oleh substansi
intersel fibrosa yang terdiri atas tiga jenis serat yaitu serta kolagen , serat
retikulin dan serat elastin, yang dapat dibedakan berdasarkan penampilan dan
reaksi kimianya.
A. Serat Kolagen
Serat kolagen terdiri atas protein
kolagen. Serat tersebut sangat liat dan ulet, dan dalam keadaan segar tampak
putih. Serat itu bersifat birefringen dengan cahaya polarisasi , menunjukkan
orientasi memanjang dari subunit atau fibril. Fibril disusun oleh mikrofibril,
satuan serat pada kolagen.
B. Serat
Retikulin
Serat retikulin adalah serat kolagen
yang sangat halus tersusun membentuk kerangka penyokong seperti jala atau
retikulum.
C. Serat
Elastin
Dalam keadaan segar jaringan elastin
berwarna kekuning – kuningan. Serat elastin terpulas tidak menentu dengan eosin
, tetapi dapat terpulas selektif dengan orsein (coklat) dan dengan
resorsin-fuksin (biri-ungu gelap).
(Tambajong,1995:17-19)
PENYUSUN
JARINGAN IKAT
· Fibroblas
Fibroblas adalah salah
satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar
, yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga
sebagian besar unsur amorf matriks. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng ,
bercabang – cabang , yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti
lonjong atau memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit
granula kromatin halus.
· Makrofag ( histiosit )
Makrofag membentuk
kelompok kecil. Makrofag bersifat fagositik dan memiliki banyak lisosom di
dalam sitoplasmanya untuk menghidrolisis benda – benda yang ditelannya.
Makrofag juga ikut berperan dalam mekanisme pertahanan imunologis.
· Sel Plasma
Sel plasma berperan
dalam menghasilkan antibodi dan merupakan modifikasi limfosit B.
· Sel Mast
Sel mast ditemukan di dalam jaringan
ikat longgar dan sekitar pembuluh darah. Sitoplasma bersifat metakromatik dan
memiliki banyak granula besar yang berhimpitan.
· Sel Lemak ( Adiposit )
Sel lemak berbentuk bulat , lonjong atau
kadang – kadang poligonal. Berperan dalam penyimpanan lemak.
· Sel Pigmen ( Kromatofor )
Sel pigmen ditemukan pada dermis kulit,
iris dan koroid mata.
· Sel Retikulum
Sel retikulum terdapat pada jaringan
retikular di antara jalinan jaringan ikat retikular yang menyokong unsur sel
banyak organ seperti kelenjar.
v LAMINA
BASAL
Lamina basal adalah lembaran bahan
eksternal yang terdapat di bawah permukaan dasar sel – sel epitel, sekitar otot
, saraf , kapiler dan sel lemak. Pada sisi luar , atau sisi jaringan ikat ,
lamina menyatu dengan serat retikular halus dan mikrifibril kolagen lapisan
luar ini disebut lamina retikular. Ketiga unsur seluruhnya , yaitu lamina basal
, serta retikular dan substansi dasar; menyusun membran basal
v SEL
JARINGAN IKAT
1. Fibroblas
Fibroblas adalah salah satu dari dua
jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar , yang lain
adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga sebagian besar
unsur amorf matriks. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng , bercabang –
cabang , yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti lonjong atau
memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin
halus. (Tambajong,1995:19)
JENIS
JARINGAN IKAT
A.
JARINGAN
IKAT LONGGAR
1. Mesemkin
Mesenkim, sebagaimana
telah disinggung pada pendahuluan bab ini, merupakan jaringan ikat khas untuk
masa beberapa minggu pertama kehidupan embrio. Kemudian jaringan ini hilang
karena sel – selnya telah berkembang. Mesenkim terdiri atas sel – sel mesenkim,
yang cabang – cabangnya ternyata saling bersentuhan, walaupun tidak membentuk
sinsisium sejati , dan substansi dasar yang pada tahap – tahap awalnya adalah
cairan yang dapat mengental tetapi kemudian mengandung serabut – serabut halus.
2. Jaringan
Ikat Mukosa
Jaringan ini adalah
sejenis jaringan sementara yang muncul pada pembentukan dan perkembangan
normala jaringan ikat. Ia juga terdapat berupa “Wharton’s Jelly” pada tali
pusat, dan di sini tidak berkembang lebih lanjut.
Sel – selnya adalah
fibroblas besar yang bercabang – cabang ini sering tampak menyatu dengan cabang
– cabang dari sel – sel berdekatan.
3. Jaringan
Ikat Longgar (Areolar)
Jaringan ikat longgar
berkembang secara langsung dari mesenkim , berupa jaringan fibroelastis yang
tersusun jarang – jarang. Jaringan ini terdapat pada hampir semua bagian
mikroskopik tubuh , karena merupakan materi pembungkus dan penambat dan medium
pembenam banyak struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf. Ia mengikat
jaringan – jaringan lain, unsur – unsur organ , dan organ – organ menjadi satu
dan memungkinkan bagian – bagian itu bergeser dengan cukup leluasa satu
terhadap lainnya, karena jaringan ini memang bersifat fleksibel.
Semua unsur struktural
, sel , serat , dan substansi dasar, terdapat padanya. Dua jenis sel yang
paling banyak terdapat adalah fibroblas dan makrofag.serat – serat kolagen
paling mencolok dan banyak :serat elastin , yang membentu jaring – jaring.
Serta retikulum ada, tetapi hanya banyak terdapat pada daerah pertemuan
jaringan ikat longgar dengan bangunan lainnya. Substansi dasar relatif cair dan
menempati banyak daerah kecil (areola) yang biasanya tampak tanpa struktur.
(Lesson dkk,1990:123-124)
B.
JARINGAN
IKAT PADAT
Jaringan ikat padat
bercirikan serat – serat yang berhimpitan. Pada tempat – tempat yang menghadapi
tegangan dari segala penjuru, serat – serat itu berupa berkas teranyam tanpa
arah tertentu dan jaringan demikian disebut tersusun
tidak beraturan . Pada bangunan – bangunan yang menghadapi tegangan dalam
satu jurusan , serat – serat itu tersusun teratur pararel dan jaringan itu dikatakan tersusun teratur.
Tersusun tidak beraturan .
Jaringan ikat padat tidak baeraturan
merupakan bagian utama kebanyakan fasia, dermis kulit, kapsula fibrosa beberapa
organ, termasuk testis , hati dan limfonodus, lembaran fibrosa tulang
(periosteum) dan tulang rawan (perikondrium).
Tersusun beraturan.
Jaringan ini mengandung serat – serat yang berhimpitan dan terusun pararel ,
membentuk bangunan yang sangat kuat . Termasuk kelompok ini adalah tendo,
ligamen , dan aponeurosis.
Fibroblas
pada tendo yang terpotong memanjang terdapat berderet di antara serat – serat
kolagen. Pada potongan melintang , sel – sel ini tampak berbentuk stelata
dengan cabang – cabang sitoplasma terjepit di antara berkas kolagen.
Aponeurosis
mempunyai komposisi sama dengan tendo tetapi berbentuk lebar dan pipih.
(Tambajong,1995:23)
C.
JARINGAN
LEMAK
Jaringan
lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terdiri atas sel lemak.
Sel – sel ini terdapat satu persatu atau
berkelompok kecil di dalam jaringan ikat itu sendiri; kebanyakan
terdapat dalam kelompok besar., membentuk jaringan lemak yang tersebar di
seluruh tubuh. Jaringan lemak dapat dikatakan merupakan salah satu organ
terbesar dalam tubuh.
Jaringan
lemak adalah cadangan energi terbesar dalam tubuh (dalam bentuk trigliserida).
Organ lain yang menyimpan tenaga (dalam bentuk glikogen) adalah hati dan otot
rangka. Karena trigliserida bersifat tidak sepadat glikogen dan memiliki nilai
kalori yang lebih tinggi , maka jaringan lemak merupakan jaringan penimbun yang
sangat efisien. Ia selalu diganti dengan yang baru dan sensitof terhadap
rangsang saraf dan hormon. Lapis lemak subkutan turut berperan dalam membentuk
permukaan tubuh , sedangkan penimbunan dalam bentuk bantalan berfungsi sebagai
peredam goncangan, terutama pada telapak tangan dan kaki. Karena lemak
merupakan konduktor panas yang jelek , maka ia berfungsi sebagai isolator suhu
bagi tubuh. Jaringan lemak juga mengisi celah – celah diantara jaringan lain
dan membantu menahan organ tertentu pada tempatnya.
Ada
dua jenis jaringan lemak , dicirikan oleh struktur selnya, letakknya , dan
warnanya dan patologinya.
a.
Jaringan
Lemak Unilokular Kuning, atau Biasa
Sel
– sel pada jaringan ini hanya memiliki satu vakuola yang merupakan tempat
penyimpanan energi utama bagi organisme. Warna jaringan lemak unilokular
bervariasi dari putih hingga kuning tua.
b.
Jaringa
Lemak Multilokular
Sel
–sel pada jaringan ini memiliki sejumlah vakuola lemak dan banyak mitokondria.
Mereka mengubah energi kimiawi menjadi panas bila terangsang. Jaringan lemak
multilokular juga disebut lemak collat karena warnanya. (Junqueira,1998:121-124)
D.
JARINGAN
RAWAN
Pada awal kehidupan
fetal, untuk masa tertentu sebagian besar kerangka terdiri atas tulang rawan.
Pda mamalia dewasa tulang rawan tetap ada pada permukaan sendi tulang dan
sebagai satu – satunya penyokong kerangka pada saluran napas dan membentuk
bagian telinga. Matriks mengandung serat –serat kolagen atau elastin dan menyesuaikan
jaringan itu terhadap kebutuhan mekanik berbagai bagian tubuh. Jenis dan jumlah
serta yang terdapat di dalam matriks itu menentukan dasar penggolongan tulang
rawan. Ada tiga jenis umum: Tulang rawan hialin, Tulang rawan elastis,
fibrokartilago. Diantara ketiga ini , tulang rawan hialin paling banyak
dijumpai dan paling khas.
Seperti jaringan ikat
lainnya , tulang rawan berkembang dari mesenkim. Pada tempat akan dibentuk
tulang rawan, sel – sel mesenkim membulat dan berdesakan , dan serat – serat
kolagen diletakkan di substansi interseluler. Sel – sel ini , yang sekarang
disebut kondroblas , menghasilkan
substansi dasar, dan serat kolagen itu tertimbun . Dengan makin berkembangnya
sel dan secara berangsur makin berjauhan letaknya akibat penambahan matriks
disekitarnya , maka sel – sel tersebut mendapatkan ciri khas sel – sel tulang
rawan dewasa atau kondrosit. Mesemkin
yang mengelilingi massa tulang rawan yang membesar itu menjadi terdesak dan
berwujud sebagai pembungkus fibrosa , yaitu perikondrium, yang berangsung –
angsur menyatu dengan tulang rawan pada satu pihak dan dengan jaringan ikat sekitarnya
dan pihak lain.
Penumbuhan tulang rawan
selanjutnya terjadi melalui dua cara. Kondrosit muda, yang tetap mampu membelah
diri , berproliferasi dan meletakkan matriks baru. Berkembangnya tulang rawan
dari dalam , disebut penumbuhan interstisial (atau endogen) , hanya terjadi
pada tulang rawan yang relatif muda , yang masih memungkinkan pengembangan.
Cara penumbuhan tulang rawan yang kedua adalah penumbuhan aposisional (atau
eksogen) , yang merupakan proses peletakkan lapis – lapis tulang rawan baru
pada permukaan. Hal ini terjadi oleh aktifitas lapis dalam perikondrium. (Leeson,1990:132-133)
·
TULANG RAWAN HIALIN
Tulang rawan hialin
dalam keadaan segar tampak sebagai massa bening putih kebiruan. Ia membentuk
permukaan sendi tulang, tulang rawan iga, dan tulnag rawan pada hidung., laring
, trakea , dan bronki. Hampir seluruh kerangka fetus pada awalnya dibentuk oleh
tulang rawan hialin, yang kemudian diganti oleh tulang.
Sel – sel tulang rawan
atau kondrosit, terletak dalam rongga – rongga kecil atau lakuna., didalam
matriks. Sl – sel pada bagian lebih pusat dari tulang rawan tersusun dalam
kelompok, masing – masing berasal dari satu kondrosit induk. Kelompok sel dalam
satu lakuna demikian dikenal sebagai kelompok sel isogen.
·
TULANG RAWAN ELASTIS
Jenis tulang ini terdapat pada tempat –
tempat yang memerlukan penyokong dengan flesibilitas , seperti telinga luar ,
tuba auditiva, epiglotis , dan tulang rawan laring tertentu. Matriks mengandung
serat – serta kolagen
·
FIBROKARTILAGO
Jenis
tulang rawan ini terdapat pada tempat yang memerlukan penyokong kuat dan atau
daya rentang. Terdapat pada diskus interkalaris , simfisis pubis dan diskus
intra-artikular sendi tertentu. Febrokartilago terdiri atas berkas – berkas
jaringan ikat pada kolagen dan diantaranya terdapat daerah – daerah kecil
dengan matriks tulang rawan hialin dengan lakuna serta sel – sel di dalamya. Febrokartilago
tidak mempunyai perikondrium.
(Tambajong1995:25-26)
E.
TULANG
Tulang merupakan sejenis
jaringan ikat khusus. Ia merupakan jaringan kompleks, terdiri atas sel dan
matriks; matriks dibentuk oleh serat – serat dan substansi dasara yang
mengandung garam – garam mineral. Semua tulang terdiri atas sel – sel yang
terbenam dalam matriks amorf dan matriks organik fibrosa yang diresapi garam –
garam anorganik. Tulang berkembang dan dibentuk melalui transformasi langsung
dari mesenkim atau secara tidak langsung, pada mulanya dibentuk model tulang
rawan dari mesenkim yang kemudian ditransformasi menjadi tulang ( tulang
endokondral).( Bajpai,1989:41)
Setiap tulang , kecuali
permukaan sendinya , dibungkus lapisan jaringan ikat khusus, yaitu periosteum.
Lapisan jaringan ikat serupa yang kurang berkembang , yaitu endosteum,
membatasi rongga dan celah – celah sumsum. Pada tulang dapat dibedakan empat
jenis tulang ; sel osteoprogentor , osteoblas, dan osteoklas.
·
SEL OSTEOPROGENITOR
Sel osteoprogentor merupakan populasi sel induk ,
berkembang dari mesenkim , yang memiliki daya mitotik dan kemampuan untuk
berkembang menjadi sel tulang dewasa. Sel – sel ini biasanya ditemukan pada
permukaan tulang lapisan dalam periosteum , pada endosteum , dan dalam saluran
vaskular dari tulang kompakta.
·
OSTEOBLAS
Osteoblas berhubungan dengan pembentukan
tulang dan ditemukan pada permukaan tulang . osteobla mengandung enzim fosfatase alkali, yang menandakan bahwa mereka tidak
saj berhubungan dengan pembuatan matriks , tetapi juag dengan proses
kalsifikasinya.
·
OSTEOSIT
Osteosit , atau sel tulang adalah
osteoblas yang terpendam dalam matriks tulang
·
OSTEOKLAS
Osteoklas adalah sel raksasa berinti
banyak yang besar dan jumlah anka intinya sangat bervariasi. Terdapat dekat
pada permukaan tulang , seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai
lakuna Howship.
(Tambajong,1995:27)
F.
DARAH
Darah merupakan bentuk
jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen berbentuk yaitu sel –s el darah , dan
trombosit dan suatu substansi intersel cair, yaitu plasma darah. Ada dua jenis
utama sel – sel darah yaitu, sel darah merah (eritrost) dan sel darah putih (leukosit).
Unsur – unsur berbentuk lain dalam darah adalah keping darah atau trombosit.
·
ERITROSIT
Eritrosit
atau sel darah merah, merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan
mempunyai fungsi khusus untuk transpor oksigen. Pada mamalia, eritrosit adalah
sel yang telah melepaskan inti dan organel – organel sitoplasma lain selama
perkembangan. Tipa sel berbentuk seperti cakram-bikonkaf. Sel – sel drah merah
bersifat elastis dan mempunyai kemampuan berubah bentuk. Sel darah merah berdiameter
sekitar 7,6 mikron.
Kandungan
eritrost adalah senyawa kimia , terutama hemoglobin, yang tidak hanya
menyebabkan warna eritrosit menjadi merah , tetapi juag ikut menentukan bentuk
eritrosit.
(Tambajong,1995:37)
·
LEUKOSIT
Sel – sel darah putih bukan merupakan
komponen yang tetap pada darah ; sel – sel darah putih bermigrasi ke jaringan ,
dimana sel – sel draah putih melakukan berbagai fungsi. Leukosit atau sel darah
putih, adalah sel yang mengandung inti. Leukosit terlibat dalam pertahanan
selular dan humoral dari organisme terhadap materi asing. Berdasarkan jenis
granula dalam sitoplasma dan bentu intiya , sel drah putih digolongkan menjadi
2 yaitu, granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan agranulosit (leukosit
mononuklear).
1.
Leukosit
granular
A. Neutrofil
( leukosit polimorfonuklear)
Neutrofil muda memiliki inti tanpa
segmen dalam bentuk tapal kuda. Sitoplasma dari neutrofil mengandung 2 jenis
granula. Granula yang lebih banyak adalah granula spesifik, yang merupakan
granua kecil yang memperlhatkan berbagai bentuk. Neutrofil adalah sel berumur
pendek dengan waktu paruh dalam darah
antara 6-7 jam dan jangka hidup 1-4 hari dalam jaringan ikat. Neutrofil
membentuk pertahanan terhadap invasi mikroorganisme , terutama bakteri. Neutrofil
merupakan fagosit aktif.
(Junqueira dkk,1998:230)
B. Eosinofil
Jumlah normal lebih kurang 2-4 persen
dari jumlah sel leukosit. Inti biasanya mempunyai dua lobus. Ciri – ciri khas
sitoplasma adalah mengandung granula kasar refraktil yang seragam ukurannya.
Granula tampak mengandung peroksidase, demikianjuga sejumlah enzim hidrolitik.
C. Basofil
Sel – sel basofil sukar ditemukan karena
jumlahnya hanya 0,5-1 persen dari jumlah leukosit. Granula sitoplasma bulat
kasar dengan ukuran berbeda – beda.
(Tambajong,1995:39)
2. Leukosit Agranula
A.
Limfosit
Limfosit merupakan sel – sle bulat.
Jumlah limfosit adalah 20 – 35 persen dari leukosit darah normal. Terdapat dua
golongan besar limfosit, yaitu limfosit T dan B.
B. Monosit
Monosit merupakan sel besar yang
jumlahnya 3-8 persen dari leukosit normal darah. Inti biasanya terletak
eksentris dalams sel, terlihat mempunyai lekukan yang dalam atau berbentuk
tapal kuda. Sitoplasma relatif banayak.
(Tambajong,1995:38-39)
·
TROMBOSIT ( Keping Darah)
Keping darah berwujud cakram – cakaram
protoplasma kecil. Pewarna darah memperlihatkan dua daerah pada keping darah.
Keping darah berasal sebagai bagian yang terlepas dari sel – sel raksasa dalam
sumsum tulang , yaitu megakariosit. Keping – keping darah memegang beberapa
peran dalam hemostatis. Yaitu menempel pada daerah luka pada pembuluh darah,
menghasilkan trombus putih , yang menutup permukaan yang cedera dan mengisi
lubanh – lubang di dalam dinding pembuluh. Keping darah menghasilkan enzim
tromboplastin , yang penting dalam mekanisme pembekuna. (Tambajong,1995:41)
CIRI
– CIRI JARINGAN IKAT
1. Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas
matriks yang mengandung serabut
kolagen dan serabut elastis.
2. Mengandung sel fibroblas dan makrofag .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Makrofag :merupakan sel – sel ameboid yang
dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan bakteri dan
sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
Letak :Jaringan ikat longgar terdapat di
sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Papila lapisan dermis ,
hipodermis , lapisan luar anggota perut ( peritonium ) rongga paru – paru ,
pembuluh arteri , membran mukosa , kantung kemih .
FUNGSI JARINGAN IKAT
Unsur – unsur jaringa
ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain dengan berbagai
cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai dan fasia.
Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan mikroba asing
seperti bakteri dan virus. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui
respon imun. (Bajpai,1989:32)
3.
JARINGAN
OTOT
Struktur jaringan otot
dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun
oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap lainnya. Sel – sel otot sangat
berkembang dalam fungsi kontraktil, dan tidak begitu berkembang dalam hal
konduktivitas.
Ada tiga macam otot
digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya . Gurat – gurat melintang
teratur sepanjang serat terdapat pada otot lurik dan tidak terdapat pada otot
polos. Secara fungsional ada otot yang tidak dibawah kemampuan kita (otot
inlunter) dan dan ada otot yang dibawah kemauan kita (otot volunter).
Ketiga macam otot itu adalah:
1. Otot
rangka, yang merupakan otot lurik , yang volunter, terikat pada tulang atau
fasia dan membentuk daging dari anggota badan dan dinding tubuh.
2. Otot
jantung, yang merupakan otot lurik yan involunter, yang membentuk dinding
jantung dan meluas masuk ke dinding muara vena – vena utama ke dalam jantung.
3. Otot
polos, yang involunter, dijumpai terutama pada organ – organ berongga.
(Leeson,1990:182).
1.
OTOT
LURIK
Otot rangka adalah otot
lurik yang dapat dikendalikan dibawah kesadaran dan menempel pada tendon (atau oleh
aponeurosis di beberapa tempat). Sedangkan tendon menempel pada tulang.
Kontraksi otot rangka menimbulkan efek gerakan pada rangka dan dapat juga
berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh. Massa tubuh manusia laki-laki
dewasa 42% diantaranya adalah otot rangka, sedangkan massa tubuh manusia
perempuan dewasa 36% diantaranya adalah otot rangka.
Pada
otot lurik terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing
miofibril terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian
terang yang dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang
yaitu zona A. Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang
dinamakan pita Z. Inti pada otot lurik banyak dan tersebar. Hal ini sesuai
dengan kerja otot lurik yang involunter dan bekerja secara cepat.
2.
OTOT
POLOS
Otot polos adalah otot
tidak lurik yang tidak dapat dikendalikan secara sadar. Otot polos dapat
ditemukan di dinding-dinding organ dan struktur seperti kerongkongan, lambung,
usus, bronkus, rahim, kandung kemih, pembuluh darah.
Pada otot polos
jaringan berbentuk gelendong. Bentuk ini terjadi karena pada bagian otot polos
gerakan nya bergantian. Ada yang memanjang dan ada yang memendek. Sehingga
terdapat bagian yang memanjang dan mengerucut di tepi, dan terdapat gelendong
di tengah. Inti pada otot polos terdapat satu di tenggah. Hal ini agar kerjaiti
lebih terfokus
3.
OTOT
JANTUNG
Otot jantung adalah
otot lurik namun tidak dapat dikendalikan dibawah kesadaran (involunter)
meskipun strukturnya mirip dengan otot rangka. Otot jantung disebut juga
miokardium dan hanya terdapat pada hewan vertebrata.Struktur sel otot pada
ketiga jenis jaringan otot. (1) otot rangka, (2) otot polos, dan (3) otot
jantung.Otot kardiak (jantung) dan rangka adalah otot lurik karena mengandung
sarkomer dan disusun dengan tenunan seperti kain lurik. Sedangkan otot polos
tidak demikian. Otot rangka disusun paralel, otot jantung disusun
bercabang-cabang dan tidak beraturan, dan otot polos tidak menyatu namun
sel-sel ototnya menempel satu sama lain.
Pada jaringan otot
jantung lurik terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril
terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelapterdapat bagian terang yang
dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A.
Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti
dari jaringan otot jantung ada atu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot
jantug yang berfungi untk mengatur gerak jantung.
(Tambajong,
1995:46-53)
PENYUSUN
JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri
atas kumpulan serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan
ikat. Setiap serat dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium.
Sejumlah serat otot membentuk fasikel otot. Setiap fasikel dibungkus sarung
jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikel otot teratur membentuk
sebuah otot, yang keseluruhannya dibungkus jaringan ikat kuat disebut
epimisium.
Kerangka jaringan otot terutama terdiri
atas serat kolagen, selain serat elastin dan retikulin. Pembuluh darah dan
saraf menembus jaringan ikat.
FUNGSI
JARINGAN OTOT
Fungsi utama jaringan
otot secara umum adalah menggerakan jaringan atau organ lain pada tubuh serta
menjaga posturnya. Berikut adalah fungsi jaringan otot berdasarkan jenisnya:
1. Fungsi Otot Rangka
·
Melaksanakan gerakan tubuh
·
Mendukung tubuh
·
Menjaga postur tubuh
2. Fungsi
Otot Polos
Otot polos bertanggung jawab terhadap
kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran pencernaan, dan
kandung kemih.
3. Fungsi
Otot Jantung
Otot jantung adalah otot pada jantung.
Otot ini setengah berkontraksi, diatur dengan otomatis, berirama, dan
terus-menerus sepanjang hidup. Fungsi utama otot jantung adalah untuk membuat
jantung tetap berdetak.
CIRI
– CIRI JARINGAN OTOT
1.
Otot
polos
a.
Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing
dan tepat pada bagian tengah cenderung menggelembung.
b.
Inti selnya hanya satu.
c.
Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik.
d.
Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang
sama seperti yang dijumpai pada otot lurik.
e.
Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control
manusia sebab ia diluar perintah otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut
juga sebagai otot tak sadar.
f.
Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran
darah, otot pada saluran kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.
g.
Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia
berada di bawah saraf yang otonom.
h.
Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan
otot lurik dan tidak mudah lelah meski ia bekerja secara terus menerus.
2.
Otot Jantung
a.
Otot jantung yang berbentuk silindris
b.
Memiliki percabangan disebut sinsitium
c.
Otot Jantung terletak pada jantung
d.
Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
e.
Bekerja tampa kesadaran manusia
f.
Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat
3.
Otot Lurik
a.
Melekat pada rangka
b. bentuk silindris dengan garis gelap terang
c.
Bekerja secara sadar dengan perintah otak
d.
Cepat dan mudah lelah
e.
Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel
(multi sel)
f.
Mempunya pigmen mioglobin
g.
Inti sel yang berada di tepi
(Zakapedia, 2014)
4. JARINGAN
SARAF
Sistem
saraf terbesar secara luas didalam tubuh dan dengan beberapa perkecualian,
semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf
menghimpu rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian
menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan
korelasi yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan disusul
diteruskan keorgan efektor untuk memberikan jawaban. Fungsi-fungsi ini
dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron, yang bersama sel-sel
penyokongnya yaitu neurolgia dan
bahan ekstrasel, membentuk jala-jala komunikasi terintregasi (Tambajong,
1995:56).
5. PENYUSUN JARINGAN SARAF
1. NEURON
Setiap neuron terdiri atas sebuah badan
sel atau (perikarion atau soma) dan satu akson serta beberapa dendrit. Neuron
dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut unipolar. Secara fungsional, neuron juga dapat diklasifikasikan
sebagai neuron motorik, mengawasi
organ-organ efektor seperti otot dan kelenjar, atau neuron sensorik, yang menerima rangsang sensorik baik eksteroseptif maupun
interoseptif. Kelompok ketiga (interneuron)
neuron internunsial menghubungkan neuron-neuron lain, untuk membentuk
lingkaran fungsional kompleks atau rantai neuron (Tambajong, 1995:59).
2. NEUROGLIA
Sesuai
dengan namanya (neuro=saraf, dan glia=lem), jaringan ini berfungsi untuk
menyatukan jaringan saraf SSP. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya
intinya terlihat pada sediaan rutin. Jadi neuroglia paling baik dipelajari
dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel.
Neuroglia
mencakup astrosit dan oligodendrosit (makroglia), mikroglia, dan
sel-sel ependim (Tambajong, 1995:62).
FUNGSI JARINGAN SARAF
Berdasarkan
fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
1.
Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas
menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat
susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel
neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang
belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf
pusat.
2.
Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah
menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian
efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka
akan melakukan respon tubuh.
3.
Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf
konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf
satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya
di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara
ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan
sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel
saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang
yang disebut neurotransmitter.
CIRI
– CIRI JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri atas
sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang, Sel saraf juga disusun
oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel saraf terletak
menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan
golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan
melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson
I.
METODE
PRAKTIKUM
1.1.Alat
Mikroskop
1.2.
Bahan
-
Jaringan ikat padat teratur
-
Jaringan otot jantung
-
Jaringan otot polos
-
Jaringan otot rangka esofagus
-
Epitel pipih berlapis tidak menunduk
-
Epitel kolumner selapis pada usus halus
1.3.Cara
Kerja
a.
Pengamatan
pada Jaringan ikat padat teratur
·
Meletakkan preparat awetan jaringan ikat
padat teratur pada meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar dan memberi keterangan bagian
– bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
b.
Pengamatan
pada jaringan otot jantung
·
Meletakkan preparat awetan jaringan otot
jantung pada meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar dan memberi keterangan bagian
– bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk
selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
c.
Pengamatan
pada jaringan otot polos
·
Meletakkan preparat awetan jaringan otot
polos pada meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar dan memberi keterangan bagian
– bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk
selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
d.
Pengamatan
pada jaringan otot rangka esofagus
·
Meletakkan preparat awetan jaringan otot
rangka esofagus pada meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar
dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk
selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
e.
Pengamatan
pada epitel pipih berlapis tidak mentanduk
·
Meletakkan preparat awetan epitel pipih
berlapis tidak mentanduk pada meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar
dan memberi keterangan bagian – bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk
selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
f.
Pengamatan
pada epitel kolumner selapis pada usus
halus
·
Meletakkan preparat awetan epitel
kolumner selapis pada usus halus di meja preparat preparat
·
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
·
Menggambar dan memberi keterangan bagian
– bagian dari preparat yang dilihat
·
Memperhatikan struktur atau bentuk
selnya
·
Meminta petunjuk pada pembimbing
I.
HASIL
PENGAMATAN
a. Hasil
pengamatan jaringan ikat padat teratur. Menggunakan perbesaran 400 kali
Keterangan
:
1. Fibroblas
2. Serabut
kolagen
|
b. Hasil
pengamatan jaringan otot jantung. Menggunakan perbesaran 400 kali
Keterangan :
1. Garis
gelap terang
2. Nukleus
·
Bentuk bercabang
|
c. Hasil
pengamatan jaringan otot polos. Menggunakan perbesaran 400 kali
Keterangan :
1. Inti
sel
2. Membran
sel
|
d. Hasil
pengamatan jaringan otot rangka esofagus. Menggunakan perbesaran 100 kali
Keterangan :
1. Lumen
/ rongga
2. Otot
lurik
·
Inti sel
|
e. Hasil
pengamatan epitel pipih berlapis tidak menunduk. Menggunakan perbesaran 100
kali
Keterangan
:
1. Lumen
/ Rongga
2. Epitel
pipih berlapis
·
Inti sel
·
Membran basalis
|
f. Hasil
pengamatan epitel selapis pada usus halus. Menggunakan perbesaran 100 kali
Keterangan
:
1. Lumen
/ rongga
2. Epitel
kolumner
|
II.
PEMBAHASAN
Jaringan adalah sekelompok
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan tidak terdapat sebagai
satuan – satuan tersendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dan dalam
perbandingan yang berbeda – beda , membentuk berbagai organ dan sistem tubuh. Jaringan digolongkan ke dalam empat jaringan
dasar tubuh dengan susunan dan fungsi yang berbeda:
1.
JARINGAN
EPITEL
a.
Pengertian
Jaringan epitel adalah
jaringan yang melapisi berbagai rongga atau saluran tubuh. Jaringan epitel
merupakan lapisan sel – sel yang sangat rapat susunannya. Jaringan epitel
selalu bertumpu pada membran basal pada permukaan yang bebas berbatasan dengan
udara atau cairan. Membran basal merupakan substansi dasar yang amorf dan
serabut – serbut retikuler yang berkondensasi dari jaringan ikat. Dan berfungsi
sebagai pelindung jaringan dibawahnya. Jaringan ini tersusun oleh sel – sel
yang membentuk lapisan pipih.
b.
Penyusun
jaringan epitel
Jaringan epitel terdiri
atas sel – sel polihedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi
antar sel. Bagian penyusunnya yaitu membran basal dan lamina basal.
·
MEMBRAN BASAL
a. Lamina
basalis merupakan lapisan di bawah sel epitel setebal500-800 A terdiri atas
filamen tipis dengan diameter 30-40 A Filamen membentuk anyaman dalam substansi
dasar membrana basalis dan berhubungan langsung dengan membran dasar sel epitil
terdekat.
b. Lamina
fibroretikularis, yang merupakan serabut kecil-kecil sebagai serabut retikuler,
di sebelah luar lamina basalis.
c. Substansi
dasar yang mengandung protein polisakarida.
·
LAMINA BASAL
Lamina basal adalah
lembaran bahan eksternal yang terdapat di bawah permukaan dasar sel – sel
epitel, sekitar otot , saraf , kapiler dan sel lemak. Pada sisi luar , atau
sisi jaringan ikat , lamina menyatu dengan serat retikular halus dan
mikrifibril kolagen lapisan luar ini disebut lamina retikular. Ketiga unsur
seluruhnya , yaitu lamina basal , serta retikular dan substansi dasar; menyusun
membran basal
a.
Fungsi
jaringan epitel
a. Difusi
selektif : epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat
atau diperlancar sesuai kebutuhan. Jadi epitel bertindak sebagai sawar selektif
terhadap materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel
b. Proteksi
: epitel memberi perlindungan terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis,
mukosa, mulut, esofagus bagian atas, vagina, dan liang anus. Pada epidermis ia
mempunyai lapisan tanduk untuk lebih tahan terhadap trauma, juga memberi
perlindungan terhadap penguapan, bahan perangsang, dan infeksi (trauma epitel
berlapis).
c. Transpor
: mukus (lendir) dan bahan renik lainnya digusur dari permukaan epitel,
misalnya pada saluran napas dan saluran kelamin (epitel bersilia).
d. Sekresi
: pada epitel kelenjar
e. Ekskresi
: urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Mereka
menyaring darah terhadap produk sisa metabolisme.
f. Absorpsi
: seperti pada epitel usus
g. Resepsi
sensoris : sejumlah sel epitel di khususkan untuk transmisi impuls, misalnya
kuncup kecap, epitel olfaktoris, epitel hidung (nasal) dan organ Corti di
telinga dalam.
h. Pelumas
: lendir yang dieksresi oleh sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
i. Epitel
transisional mempunyai dua fungsi penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan
permukaan kedap air yang tidak dapat dilalui atau ditembus urin.
b.
Ciri
– ciri jaringan epitel
·
Dapat ditemukan di seluruh tubuh
·
Berbentuk pipih, batang dan kubus
·
Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada
fungsi dan letaknya
·
Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya
·
Sebagai penutup dan kelenjar
2. JARINGAN IKAT
a.
Pengertian
Jaringan ikat atau
penyambung mengikat dan menyokong jaringan (fungsional aktif) lain. Jaringan
ini berguna sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan
fungsi imunologik). Ia berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim , yang
menyediakan berbagai sel jaringan ikat. Sel mesenkim mempunyai kemampuan
berkembang yang besar. Sel ini dapat berkembang melalui beberapa jalur untuk
menghasilkan berbagai macam sel jaringan penyambung. Jadi jaringan yang berasal
disebut jaringan mesenkim atau jaringan peyambung.
b.
Penyusun
jaringan penyambung
· Fibroblas
Fibroblas adalah salah
satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar
, yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat – serat dan juga sebagian
besar unsur amorf matriks.
· Makrofag ( histiosit )
Makrofag bersifat
fagositik dan memiliki banyak lisosom di dalam sitoplasmanya untuk
menghidrolisis benda – benda yang ditelannya. Makrofag juga ikut berperan dalam
mekanisme pertahanan imunologis.
· Sel Plasma
Sel plasma berperan
dalam menghasilkan antibodi dan merupakan modifikasi limfosit B.
· Sel Mast
Sel mast ditemukan di
dalam jaringan ikat longgar dan sekitar pembuluh darah.
· Sel Lemak ( Adiposit )
Sel lemak berperan dalam penyimpanan
lemak.
· Sel Pigmen ( Kromatofor )
Sel pigmen ditemukan pada dermis kulit,
iris dan koroid mata.
· Sel Retikulum
Sel retikulum terdapat pada jaringan
retikular di antara jalinan jaringan ikat retikular yang menyokong unsur sel
banyak organ seperti kelenjar.
c.
Fungsi
jaringan ikat
Unsur – unsur jaringa
ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain dengan berbagai
cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai dan fasia.
Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan mikroba asing
seperti bakteri dan virus. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui
respon imun.
d.
Ciri
– ciri jaringan ikat
1. Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas
matriks yang mengandung serabut
kolagen dan serabut elastis.
2. Mengandung sel fibroblas dan makrofag .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Fibroblas :merupakan bentuk sel pada jaringan ikat yang dapat menghasilkan serabut kolagen elastik .
Makrofag :merupakan sel – sel ameboid yang
dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan bakteri dan
sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
Letak :Jaringan ikat longgar terdapat di
sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Papila lapisan dermis ,
hipodermis , lapisan luar anggota perut ( peritonium ) rongga paru – paru ,
pembuluh arteri , membran mukosa , kantung kemih .
3.
JARINGAN
OTOT
a.
Pengertian
Jaringan
otot adalah jaringan lunak yang ditemukan di sebagian besar hewan termasuk
manusia dan dapat mendukung otot untuk berkontraksi. Cara kerjanya saling
berlawanan dengan komponen atau jaringan lain di otot seperti tendon atau
perimisium. Jaringan otot terbentuk saat perkembangan embrio melalui proses
yang disebut miogenesis. Jaringan otot memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai
dengan letaknya pada tubuh. Terdapat tiga jenis jaringan otot pada mamalia
yaitu otot rangka (otot lurik), otot polos (tidak lurik), dan otot jantung
(semi lurik). Otot polos dan jantung (kardiak) berkontraksi tanpa sadar dan
tidak dapat diintervensi secara sadar. Jenis-jenis otot tersebut kemungkinan
berinteraksi dengan sistem saraf pusat dan menerima impuls dari persarafan yang
mengendor atau aktivasi hormon endokrin. Otot lurik atau otot rangka hanya
berkontraksi jika dipengaruhi oleh sistem saraf pusat. Gerak refleks adalah
contoh gerakan otot rangka secara tidak sadar, namun tak satupun gerak tersebut
yang timbul dari aktivasi sistem saraf pusat.
b. Penyusun jaringan otot
Jaringan otot terdiri
atas kumpulan serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan
ikat. Setiap serat dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium.
Sejumlah serat otot membentuk fasikel otot. Setiap fasikel dibungkus sarung
jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikel otot teratur membentuk
sebuah otot, yang keseluruhannya dibungkus jaringan ikat kuat disebut
epimisium.
Kerangka jaringan otot
terutama terdiri atas serat kolagen, selain serat elastin dan retikulin.
Pembuluh darah dan saraf menembus jaringan ikat.
c.
Fungsi
jaringan otot
Fungsi utama jaringan otot secara umum
adalah menggerakan jaringan atau organ lain pada tubuh serta menjaga posturnya.
Berikut adalah fungsi jaringan otot berdasarkan jenisnya:
1.
Fungsi Otot Rangka
· Melaksanakan
gerakan tubuh
· Mendukung
tubuh
· Menjaga
postur tubuh
2.Fungsi
Otot Polos
Otot
polos bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh
darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih.
3.Fungsi
Otot Jantung
Otot
jantung adalah otot pada jantung. Otot ini setengah berkontraksi, diatur dengan
otomatis, berirama, dan terus-menerus sepanjang hidup. Fungsi utama otot
jantung adalah:
·
Membuat jantung tetap berdetak.
·
Membantu memompa darah keseluruh tubuh
·
Membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
(karbondioksida)
·
Sel-sel pada otot jantung membantu dalam kontraksi sel
lainnya
·
Otot jantung menyediakan cara pemompaan ventrikel pada
jantung
·
Otot jantung berfungsi meremas darah sehingga darah
dapat keluar dari jantung saat berkontraksi dan mengambil darah pada relaksasi
· Menunjang
kerja dari organ jantung
d. Ciri – ciri jaringan otot
1.
Otot
polos
· Bentuk:
serat otot polos berbentuk gelondong kecil. Selnya fusiform.
· Ukuran
:kecil dan sangat bervariasi
· Gurat
: tidak memiliki gurat
· Inti
: tunggal di tengah dan berbentuk lonjong
· Cara
kerja : Bekerja diluar kesadaran
(involunter)
2.
Otot
rangka
· Bentuk:
serat otot polos berbentuk silinder .
· Ukuran
:sangat panjang dan uniform
· Gurat
: sangat jelas
· Inti
: Banyak gepeng memanjang dekat membrane sel
· Cara
kerja : Bekerja berdasarkan kehendak (volunter)
3.
Otot
jantung
· Bentuk:
Sel memanjang yang bercabang dan berkesinambungan.
· Ukuran
: Panjang tidak bervariasi
· Gurat
: Ada
· Inti
: Satu atau lebih di tengah lonjong
· Cara
kerja : Bekerja secara tidak sadar (involunter)
1.
JARINGAN
SARAF
a.
Pengertian
jaringan saraf
Sistem saraf terbesar secara luas
didalam tubuh dan dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh
mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf menghimpu rangsangan dari
lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian menjadi impuls saraf dan
meneruskan impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang
terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan disusul diteruskan
keorgan efektor untuk memberikan jawaban. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh
sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron, yang bersama sel-sel penyokongnya yaitu neurolgia dan bahan ekstrasel, membentuk
jala-jala komunikasi terintregasi.
b.
Penyusun
jaringan saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel – sel saraf yang
disebut neuron dan neuroglia.
a. NEURON
Setiap
neuron terdiri atas sebuah badan sel atau (perikarion atau soma) dan satu akson
serta beberapa dendrit. Neuron dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut
unipolar. Secara fungsional, neuron
juga dapat diklasifikasikan sebagai neuron motorik,
mengawasi organ-organ efektor seperti otot dan kelenjar, atau neuron sensorik, yang menerima rangsang
sensorik baik eksteroseptif maupun interoseptif. Kelompok ketiga (interneuron) neuron internunsial
menghubungkan neuron-neuron lain, untuk membentuk lingkaran fungsional kompleks
atau rantai neuron.
b. NEUROGLIA
Sesuai
dengan namanya (neuro=saraf, dan glia=lem), jaringan ini berfungsi untuk
menyatukan jaringan saraf SSP. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya
intinya terlihat pada sediaan rutin. Jadi neuroglia paling baik dipelajari
dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel.
Neuroglia
mencakup astrosit dan oligodendrosit (makroglia), mikroglia, dan
sel-sel ependim
c.
Fungsi
jaringan saraf
Berdasarkan
fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
·
Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf
sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor)
ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan
sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum
tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan
saraf pusat.
·
Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf
motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian
efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor
menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
·
Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf
konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf
satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya
di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara
ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut
dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu
ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan
rangsang yang disebut neurotransmitter.
d. Ciri – ciri jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas
sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang, Sel saraf juga disusun
oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel saraf terletak
menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan
golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan
melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson.
PERBEDAAN OTOT POLOS ,
OTOT LURIK, OTOT JANTUNG
a. Otot
polos
·
Bentuk: serat otot polos berbentuk
gelondong kecil. Selnya fusiform.
·
Ukuran :kecil dan sangat bervariasi
·
Gurat : tidak memiliki gurat
·
Inti : tunggal di tengah dan berbentuk
lonjong
·
Cara kerja : Bekerja diluar
kesadaran (involunter)
·
Fungsi : bertanggung jawab terhadap
kontraksi organ berongga
b. Otot
lurik
·
Struktur
: Otot lurik terdiri atas berkas – berkas silindris yang memanjang dengan inti
lebih dari satu. Inti selnya terletak di tepi.
·
Letak
: Pada
rangka (bisep / trisep) , lidah , bibir , kelopak mata dan diafragma.
·
Cara kerja : Menghasilkan gerakan pada
anggota tubuh , Reaksinya cepat lelah , Bekerja berdasarkan kehendak
(volunter).
·
Respon terhadap rangsang : kontraksi
akan berjalan cepat bila ada rangsangan.
· Fungsi
: Melaksanakan gerakan tubuh
c.
Otot
jantung
·
Struktur
: jaringannya berbentuk silindris tapi bercabang, terdapat garis gelap terang ,
intinya ada satu terletak di tengah.
·
Letak : terletak pada dinding jantung
·
Cara
kerja : Tidak
dipengaruhi saraf pusat , bekerja secara tidak sadar ( involunter) , reaksinya
tidak mudah lelah.
·
Respon
terhadap rangsang : berjalan secara teratur
· Fungsi
: Melaksanakan gerakan tubuh
1.
Pengamatan
pada jaringan ikat padat
Pada pengamatan jaringan ikat padat teratur
menggunakan perbesaran 400 kali , jaringan terbentuk dari serabut kolagen yang tebal. Serabut kolagen tersusun
beraturan. Fungsi yang memberikan kekuatan dan sokongan untuk jaringan terutama
dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri atas tiga jenis serat
yaitu serat kolagen , serat retikulin dan serat elastin, yang dapat dibedakan
berdasarkan penampilan dan reaksi kimianya.
·
Serat Kolagen
Serat kolagen terdiri
atas protein kolagen. Serat tersebut sangat liat dan ulet, dan dalam keadaan
segar tampak putih. Serat itu bersifat birefringen dengan cahaya polarisasi ,
menunjukkan orientasi memanjang dari subunit atau fibril. Fibril disusun oleh
mikrofibril, satuan serat pada kolagen.
·
Serat Retikulin
Serat retikulin adalah
serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk kerangka penyokong seperti
jala atau retikulum.
·
Serat Elastin
Dalam keadaan segar
jaringan elastin berwarna kekuning – kuningan. Serat elastin terpulas tidak
menentu dengan eosin , tetapi dapat terpulas selektif dengan orsein (coklat)
dan dengan resorsin-fuksin (biri-ungu gelap).
Pada
pengamatan juga terdapat titik – titik kecil yang terletak di pinggir yang
disebut fibroblas. Fibroblas merupakan sel besar , gepeng , bercabang – cabang
, yang dari samping terlihat gelondong atau fusiform. Inti lonjong atau
memanjang , dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin
halus. Fibroblas ini calon yang akan menjadi serabut kolagen.
2.
Pengamatan
pada jaringan otot jantung
Pada pengamatan jaringan otot jantung menggunakan
perbesaran 400 kali, bentuk jaringan otot jantung bercabang . Sel-sel yang
membentuk otot jantung secara kolektif disebut sebagai kardiomiosit. Mereka
berisi beberapa jumlah mitokondria, yang memungkinkan respirasi aerobik
berlangsung terus-menerus. Sel-sel cabang secara acak dan dipintal dengan satu
sama lain, sehingga menyerupai mesh. Ini memberikan kekuatan pada dinding
jantung untuk menahan tekanan yang meningkat, sasaran selama berulang memompa
darah. Percabangan pada otot jantung disebut Diskus
Interkalaris yaitu pertemuan dua sel. Diskus interkalaris nampak gelap saat di
lihat di mikroskop. Diskus interkalaris berfungsi untuk membentuk tangga
sebagai pelekatan aktin dan sarkomer yang menyatukan otot jantung agar jantung
bisa bekerja terus.
Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena jika
dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan serat otot lurik, ototnya
bergaris dan bercabang , tetapi cara kerjanya seperti otot polos yaitu diluar
kemauan kita. Otot jantung juga disebut dengan otot involunter ( tidak sadar).
Pada jaringan otot jantung lurik terdapat gelap
terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril terdapat pita gelap
dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian terang yang dinamakan zona H.
Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A. Sementara itu
ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti dari jaringan
otot jantung ada atu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot jantug yang
berfungi untk mengatur gerak jantung.
3.
Pengamatan
pada jaringan otot polos
Otot polos banyak disebut sebagai “sel” sebab ia
memang memenuhi unsur-unsur sel. Jika diamati lebih detil, maka otot polos
serupa dengan kincir atau spindle-shaped dimana ujungnya runcing dan kadang
bercabang. Pada pengamatan jaringan otot polos menggunakan perbesaran 400 kali,
terlihat bagian otot polos yaitu membran sel dan inti sel. Secara umum, otot
polos memiliki tiga bagian utama yakni:
·
MEMBRAN PLASMA
Bagian ini sering pula
dikenal dengan nama Sarcolemma atau sarkolema. Ia baru nampak dengan jelas jika
menggunakan mikroskop electron. Ia tampak seperti double membrane atau selaput
membran ganda yang terdiri dari selaput luar dengan tebal antara 25 sampai 30
angstrom. Sementara itu, selaput lainnya adalah selaput dalam dengan ketebalan
25 sampai 30 angstrom.
·
SITOPLASMA
Bagian otot polos yang
satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma atau Sarcoplasma dengan
sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid yang terdiri atas mitokondria
yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol, serta endoplasma reticulum.
Selain organoid, terdapat pula paraplasma misalnya glikogen juga lipofusin.
·
INTI SEL
Berjumlah satu dan
memiliki bentuk yang lonjong cenderung panjang dengan ujung yang tumpul. Saat
bagian otot polos yang satu ini berkontraksi ia akan membentuk
gelombang.
Pada
otot polos jaringan berbentuk gelendong. Bentuk ini terjadi karena pada bagian
otot polos gerakannya bergantian. Ada yang memanjang dan ada yang memendek.
Sehingga terdapat bagian yang memanjang dan mengerucut di tepi, dan terdapat
gelendong di tengah. Inti pada otot polos terdapat satu di tenggah. Hal ini
agar kerja inti lebih terfokus.
4. Pengamatan jaringan otot rangka esofagus
Pada
pengamatan otot rangka esofagus menggunakan potongan membujur dan perbesaran
100 kali, bentuk otot rangka esofagus adalah silindris.Otot lurik terlihat seperti
serabut dalam jumlah ribuan yang terususun membentuk jaringan otot. Serabut tersebut
secara teratur nampak sejajar seperti berkas yang disusun rapi.
Otot
lurik yang dapat dikendalikan dibawah kesadaran dan menempel pada tendon (atau
oleh aponeurosis di beberapa tempat). Sedangkan tendon menempel pada tulang.
Kontraksi otot rangka menimbulkan efek gerakan pada rangka dan dapat juga
berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh.
Pada
otot terdapat gelap terang karena terdapat miofibril, masing-masing miofibril
terdapat pita gelap dan terang. Ditengah pita gelap terdapat bagian terang yang
dinamakan zona H. Ditengan jona H terdapat garis terang terang yaitu zona A.
Sementara itu ditengaah pita A terdapat garis gelap yang dinamakan pita Z. Inti
banyak dan tersebar. Hal ini sesuai dengan kerja otot yang involunter dan
bekerja secara cepat. Diskus interkalaris tidak ada namun dalam pengamatann ini
tidak terlihat dikarenakan perbesaran yang kurang sesuai. Saat preparat dilihat
berdasarkan potongn melintang terlihat bulatan yang seragam dan initi terlihat
di tepi.
Adapun
struktur yang terlihat dalam pengamatan kali ini yaitu:
1. Otot
lurik
Berbentuk serabut berwarna merah.
Berbentuk silindris yang menyatu. Inti berada di pinggir. Otot lurik memiliki
lebih dari satu inti dengan membran plasma khusus (saekolema), sarkoplasma
(sitoplasma) dengan miofibril dan retikulum endoplasma. Selain itu, di dalam
sarkoplasma juga terdapat glikogen dan butir-butir lemak. Pada pengamatan otot
lurik terlihat pada kedua sisi.
2. Lumen
Merupakan
rongga perbatasan dengan epitel pipih berlapis.
5.
Pengamatan
epitel pipih berlapis tidak mentanduk
Pengamatan
epitel pipih berlapis tidak mentanduk, menggunkan perbesaran 100 kali. Struktur
jaringan sama seperti pada pengamatan otot rangka esofagus.
Adapun
struktur yang terlihat dalam pengamatan yaitu:
1. Lumen
Merupakan
rongga
2. Epitel
pipih berlapis
Sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar , pelindung saluran dalam dan penghasil mukus.
3. Membran
basalis
Membran basalis
berfungsi untuk sebagai tempat melekatnya sel-sel epitel pada jaringan ikat di
bawahnya dan mempertahankan bentuk jaringan ikat di bawahnya. Membran basal
terdiri dari kolagen dan glikoprotein yang diproduksi oleh sel – sel dari
lapisan jaringan ikat yang mendasari.
4. Inti
sel
Inti terletak di
tengah.
6. Pengamatan jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus
Pengamatan jaringan epitel kolumner
selapis pada usus halus, menggunakan perbesaran 100x. Adapun struktur yang
terlihat dalam pengamatan kali ini yaitu:
1.
Epitel kolumner
Epitel
kolumner terdiri dari sel – sel oval yang teratur dalam barisan. Biasanya
lapisan terdiri atas sel – sel polihedral yang tidak teratur relatif pendek ,
dan hanya sel – sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi.
2.
Lumen
Merupakan rongga.
III.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan
yang diperoleh setelah kegiatan praktikum yaitu jaringan penyusun pada hewan
terbagi menjadi empat kelompok yaitu;
a.
Jaringan epitel
Merupakan
jaringan yang terdapat pada daerah paling luar yang berfungsi sebagai pelindung
organ dan jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel
polihedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antarsel.
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel terdiri atas : epitel pipih
selapis, epitel kubus selapis, epitel kolumner. Dalam kegiatan praktikum ini
mengamati jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk dan epitel kolumner
selapis pada usus halus.
b.
Jaringan ikat
Unsur
– unsur jaringa ikat melindungi dan menyokong sel – sel fungsional aktif lain
dengan berbagai cara. Secara fisik sel – sel dilindungi dengan membentuk simpai
dan fasia.. Perlindungan terhadap antigen itu adalah melalui respon imun.
Jaringan
ikat atau penyambung berfungsi untuk melindungi dan menyokong sel – sel
fungsional aktif. Mereka juga melindungi jaringan – jaringan terhadap serbuan
mikroba asing seperti bakteri dan virus. Jaringan ikat berasal dari mesoderm embrional
atau mesenkim , yang menyediakan berbagai sel jaringan ikat.
Jaringan
ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat sel-sel sehingga membentuk
suatu jaringan dan mengikat suatu jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong
dan melindungi bagian-bagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang kosong,
menyimpan lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi. +
tersusun dari sel-sel yang hidup dan matriks (bahan tak hidup).. Berdasarkan
strukturnya, jaringan ikat dibedakan menjadi : jaringan ikat longgar, jaringan
ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, darah. Dalam kegiatan
praktikum ini mengamati jaringan ikat padat teratur.
c.
Jaringan otot.
Struktur
jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara
keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap lainnya. Sel –
sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil, dan tidak begitu berkembang
dalam hal konduktivitas. Ada tiga macam jaringan otot: otot polos, otot lurik, dan otot
jantung ketiga macam jarinagn otot tersebut memiliki fungsi dan ciri – ciri
sesuai dengan kegunaan masing - masing. Dalam kegiatan
praktikum ini mengamati jaringan otot polos, otot lurik dan otot jantung.
d.
Jaringan saraf
Sistem
saraf menghimpu rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan
demikian menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah
penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls
ditafsirkan disusul diteruskan keorgan efektor untuk memberikan jawaban.
Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang
disebut neuron, yang bersama sel-sel
penyokongnya yaitu neurolgia dan
bahan ekstrasel, membentuk jala-jala komunikasi terintregasi.
3.2.Saran
Saran yang ingin saya
sampaikan, agar jam praktikum biodas ditambah lagi. Sebab saat praktikum
terkadang terburu – buru karena
kehabisan waktu. Hal ini bisa membuat pengamatan tidak sesuai.
DAFTAR
PUSTAKA
Bajpai.
1987. Histologi Dasar. Jakarta:Bina
Utara Aksara
Campbell,
Neil A. dkk. 2008. Biologi.
Jakarta:Erlangga
Junqueire.
1987. Histologi Dasar. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC
Leeson,
Roland. 1990. Histologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Tambajong, Jan. 1995. Histologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Zakapedia. 2014. Pengertian, Fungsi, dan Macam – Macam Otot Manusia. http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-macam-macam-otot.html
[diakses
tanggal 10 Oktober 2015]
Casino No Deposit - 100 Free Spins Bonus Code
BalasHapusNo deposit casino bonuses – A 피망 포커 현금화 new online 안전바카라사이트 casino bonus is offered for new players. Once you've signed up and signed 축구토토 up, you can 유흥 싸이트 earn free spins on 러시안 룰렛 가사 the slots